3 Pertanyaan mendasar manusia
Kita harus menjawab tiga
pertanyaan mendasar manusia. Diantaranya : dari mana kita berasal , untuk apa
kita hidup didunia ini, mau kemana kita setelah hidup ini. dan bagaimana
hubungan ketiganya?
Sebelum kita membahas lebih lanjut,
saya akan mengulas pertanyaan sebagai pengunci pembahasan di atas pertanyaannya
adalah siapakah yang kamu percayai didunia ini,? ada yang bilang ibunya dan ada
yang bilang ayahnya serta ada yang bilang tuhan. Semua jawaban itu kurang
sempurna, kenapa karena yang paling kita percaya adalah diri kita sendiri.
Bagaimana kita bisa percaya pada ibu dan ayah kita padahal kepada diri sendiri
kita tidak percaya, bagaimana kita bisa mengenal atau mempercayai tuhan kita
padahal kepada diri kita aja tidak percaya.
Kita
bukan anak kecil lagi, bukan juga orang gila yang mana mereka tidak percaya
pada dirinya, coba Tanya pada anak , siapa yang paling kamu percaya ? biasanya
jawabannya tidak jauh dari lingkungan atau orang yang dia paling kenal yaitu
ibu atau ayahnya. Begitu juga orang gila, coba liat dijalan-jalan mereka tidak
akan memerhatikan pakaian atau keadaanya, mau kotor mau terbuka auratnya.
Mereka tidak peduli, maukah kita serti mereka?.
Tentu
jawabannya tidak. Sekarang saya akan mengajak pembaca untuk berpikir sejenal
tentang asal tujuan dan makna hidup sebenarnya.
Pertanyaan kedua, akal manusia
terbatas atau tidak?
Ada
yang bilang tidak terbatas. Dan ada yang bilang terbatas mari kita bahas pada
jawaban yang bilang bahwa akal tidak
terbatas. Saya Tanya apa yang terjadi besok jam 12.12.12 pas, ?. kalau memang akal manusia
itu tidak terbatas seharusnya bisa dijawab dengan jawaban pasti kebenarannya.
Pie bisa jawab???
Dari
jawaban yang anda utarakan itu bukti bahwa akal manusia itu terbatas. Bari
pertanyaan satu dan dua sebagai pengunci jawaban tiga pertanyaan mendasar manusia.
Dengan keterbatasan akal kita ini
kita bisa merasakan bahwa hidup ini juga terbatas, alam semesta juga terbatas
semua serba terbatas berarti semua bersifat tidak ajali, atau kekal. Berarti
ada yang membatas yang sifatnya tidak terbatas, yaitu al-qhalik,
Maka muncul pertanyaan
Siapakah al-khaliq itu?
Dialah yang menciptakan kita yang
serba terbatas ini, dialah yang ‘membatasi’ ruang gerak kita. Kita tidak bisa
memikirkan dia secara detail karena kita
serba terbatas. Maka kita butuh informasi tentang keberadaanya dan siapa dia.
Insya allah nanti kita ulas tentang wujud informasinya seperti apa, bisa
diterima akal atau tidak.
Darimana dia berasal?
Ada tiga kemungkinan, pertama dia
menciptakan dirinya sendiri. Kedua, dia di ciptakan oleh yang lain.
Yang ketiga dia bersifat azali
(tidak berawal dan berakhir) atau sering kita dengar dia awal dan dia akhir,
kalau kita definisikan atau kita gunakan dengan akal seperti wujudnya maka akal
kita akan error. Tapi kita bisa mengenalnya dengan keberadaan ciptaan sebagai
bukti keberadaannya pasti ada.
Dia
menciptakan dirinya sendiri, terus kalau dia menciptakan dirinya sendiri terus
dia dapat ide dari mana, dari situ kita bisa pastikan bahwa tidak bisa diterima
secara akal sehat. Kemudian dia diciptakan oleh yang lainnya, berarti dia
bersifat terbatas padahal hanya makhluk yang berupa ciptaan yang terbatas kalau
dia bersifat terbatas berarti sama dengan makhluk, jadi pernyataan kedua ini
tidak bisa digunakan dengan akal sehat, kalau ada yang percaya bahwa dia
diciptakan oleh yang lain, bisa dikatakan orang itu sedeng alias tidak mau
mikir (doktrin).
Jadi
kita berasal dari sang pencipta yang Azali.