BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Definisi limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat. Limbah industri kebanyakan menghasilkan limbah yang bersifat cair atau padat yang masih kaya dengan zat organik yang mudah mengalami peruraian. Kebanyakan industri yang ada membuang limbahnya ke perairan terbuka, sehingga dalam waktu yang relatif singkat akan terjadi bau busuk sebagai akibat terjadinya fermentasi limbah.
Kelapa sawit adalah salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya demikian pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Secara umum limbah dari pabrik kelapa sawit terdiri atas tiga macam yaitu limbah cair, padat dan gas. Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon. Pada umumnya, limbah cair industri kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi sehingga potensial mencemari air tanah dan badan air. Sedangkan limbah padat pabrik kelapa sawit dikelompokan menjadi dua yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dan yang berasal dari basis pengolahan limbah cair. Limbah padat yang berasal dari proses pengolahan berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur, dan bungkil. TKKS dan lumpur yang tidak tertangani menyebabkan bau busuk, tempat bersarangnya serangga lalat dan potensial menghasilkan air lindi (leachate). Limbah padat yang berasal dari pengolahan limbah cair berupa lumpur aktif yang terbawa oleh hasil pengolahan air limbah.
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, Pantai Timur, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0 – 500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80% – 90%. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil. 2000 – 2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan mempengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.
2.2 Sekilas tentang pengolahan limbah kelapa sawit
Industri berbasis kelapa sawit merupakan investasi yang relatif menguntungkan, namun demikian perlu diperhatikan pula beban pencemaran yang ditimbulkan bila tidak dilaksanakan dengan baik. Setiap ton tandan buah segar yang diolah menghasilkan limbah cair sekitar 50% dibandingkan dengan total limbah lainnya, sedangkan tandan kosong sebanyak 23% (Sutarta et al, 2000). Lubis dan Tobing (1989) mengatakan bahwa setiap 1 ton CPO menghasilkan limbah cair sebanyak 5 ton dengan BOD 20.000 - 60.000 mg/l.
Limbah yang dihasilkan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) ada yang berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa cangkang dan fiber digunakan sebagai bahan bakar boiler atau coir mesh dan tandan kosong dimanfaatkan kembali sebagai mulsa (pupuk bagi tanaman).
Pada mulanya, strategi pengelolaan lingkungan didasarkan pada pendekatan kapasitas daya dukung (carrying capacity approach). Keterbatasan daya dukung lingkungan secara alami dalam menetralisir pencemaran membuat strategi pengelolaan pencemaran berkembang ke arah pendekatan mengolah limbah yang terbentuk (end of pipe treatment) .
Limbah cair yang dihasilkan harus mengikuti standard yang sudah ditetapkan dan tidak dapat dibuang/diaplikasikan secara langsung karena akan berdampak pada pencemaran lingkungan. Parameter yang menjadi salah satu indikator kontrol untuk pembuangan limbah cair adalah angka biological oxygen demand (BOD). Angka BOD berarti angka yang menunjukkan kebutuhan oksigen. Jika air limbah mengandung BOD tinggi dibuang ke sungai maka oksigen yang ada di sungai tersebut akan terhisap material organik tersebut sehingga makhluk hidup lainnya akan kekurangan oksigen. Sedangkan angka chemical oxygen deman (COD) adalah angka yang menunjukkan suatu ukuran apakah dapat secara kimiawi dioksidasi. Fungsi dari pengolahan limbah (effluent treatment) adalah untuk menetralisir parameter limbah yang masih terkandung dalam cairan limbah sebelum diaplikasikan (land aplication). Mutu limbah cair yang dapat dialirkan ke sungai adalah: BOD 3.500 hingga 3.000 mg/liter, Minyak dan lemak ≤ 600 mg/liter, dan pH ≥ 6.
Limbah cair yang dihasilkan harus mengikuti standard yang sudah ditetapkan dan tidak dapat dibuang/diaplikasikan secara langsung karena akan berdampak pada pencemaran lingkungan. Parameter yang menjadi salah satu indikator kontrol untuk pembuangan limbah cair adalah angka biological oxygen demand (BOD). Angka BOD berarti angka yang menunjukkan kebutuhan oksigen. Jika air limbah mengandung BOD tinggi dibuang ke sungai maka oksigen yang ada di sungai tersebut akan terhisap material organik tersebut sehingga makhluk hidup lainnya akan kekurangan oksigen. Sedangkan angka chemical oxygen deman (COD) adalah angka yang menunjukkan suatu ukuran apakah dapat secara kimiawi dioksidasi. Fungsi dari pengolahan limbah (effluent treatment) adalah untuk menetralisir parameter limbah yang masih terkandung dalam cairan limbah sebelum diaplikasikan (land aplication). Mutu limbah cair yang dapat dialirkan ke sungai adalah: BOD 3.500 hingga 3.000 mg/liter, Minyak dan lemak ≤ 600 mg/liter, dan pH ≥ 6.
2.3 Pemanfaatan limbah kelapa sawit
Indonesia terkenal sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Minyak kelapa sawit yang dikenal memiliki kandungan yang sangat bagus serta kualitas yang sangat prima membuat permintaan akan minyak kelapa sawit ini tidak pernah surut. namun, dibalik tingginya permintaan akan kelapa sawit ini tentu terdapat banyak sekali limbah kelapa sawit yang dihjasilkan. Limbah kelapa sawit itu sendiri bisa berupa tandan kosong kelapa sawit, batang dan tandang kelapa sawit, tempurung kelapa sawit, dll.
Seperti layaknya pohon kelapa yang dijadikan sebagai lambang Pramuka karena dari akar sampai ujung batang bermanfaat bagi kehidupan manusian, begitu juga dengan pohon kelapa sawit ini sendiri. Hampir semua bagian pohon kelapa sawit bisa dimanfaatkan kembali oleh manusia seperti contoh pemanfaatan limbah kelapa sawit dibawah ini:
1. TEMPURUNG KELAPA SAWIT
60% limbah dari proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah berupa tempurung kelapa sawit itu sendiri. Namun, kita tidak perlu khawatir karena tempurung kelapa sawit tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan arang
2. TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
Karena kandungan unsur hara dari tandan kosong kelapa sawit termasuk tinggi, maka limbah kelapa sawit yang berupa tandan kosong kelapa sawit ini bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik
3. BATANG DAN TANDAN KELAPA SAWIT
Batang dan tandan kelapa sawit bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp kertas. ini yang selama ini banyak dilupakan masyarakat bahwa Indonesia sebenarnya memiliki banyak bahan baku pulp kertas yang belum dimanfaatkan
4. PELEPAH KELAPA SAWIT
Pelepah kelapa sawit bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Proses yang harus dilakukan untuk mengolah pelepah kelapa sawit menjadi pakan ternak adalah: diolah menjadi silase, ditambahkan NaOH, dan diolah dengan menggunakan uap
5. BATANG KELAPA SAWIT
Batang kelapa sawit bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan papan partikel yang kemudian papan partikel tersebut bisa digunakan sebagai material untuk membuat meja dan aneka produk rumah tangga lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar