بسم الله الرحمن الرحيم
BERBAGAI TANTANGAN YANG MUNGKIN AKAN DIHADAPI
OLEH DAULAH KHILAFAH KETIKA BERDIRI
Oleh:
Utsman Ibrahim (Abu Khalil)
(Jurubicara
Resmi Hizbut Tahrir di Sudan)
Segala puji hanya milik
Allah, Dzat yang Maha Menghilangkan berbagai kesulitan, Yang Menjadi Penyebab
semua sebab, Yang Menaklukkan para tiran yang congkak, dan Penolong
hamba-hamba-Nya yang ikhlas. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada
Penghulu para Rasul, Pemimpin orang-orang yang bertakwa, serta keluarga, dan para
sahabatnya yang mulia.
Sesungguhnya berdirinya
Khilafah akan menjadi peristiwa besar, yang akan menggoncang seluruh dunia,
sebagaimana runtuhnya Khilafah juga telah menjadi peristiwa yang menggoncangkan
entitas umat Islam. Besarnya peristiwa tersebut meniscayakan adanya berbagai tantangan
ketika peristiwa itu terjadi. Terutama ketika berdirinya Khilafah itu merupakan
perkara yang merisaukan Barat dan para pengekor mereka, sebelum Khilafah itu tegak.
Berbagai konspirasi yang tengah diarahkan untuk melawan umat di seluruh negeri
kaum Muslim adalah bukti yang nyata dan terang, yang membuktikan terjadinya
ketakutan yang menghantui dada-dada musuh-musuh umat ini. Kekasih kita,
Muhammad saw. dan para sahabat-sahabat Beliau yang mulia juga menghadapi
berbagai tantangan berat, laksana menaklukkan gunung yang tinggi menjulang.
Namun, mereka berhasil melewati berbagai ringtangan dan kesulitan itu dengan
kekuatan iman, dan tekat bulat yang kenal lelah, sehingga kemenangan pun berpihak
kepada mereka. Negara Khilafah yang kedua bisa diprediksi juga akan menghadapi
berbagai tantangan, yang menuntut umat dan para pemimpin memiliki tekat bulat
sebagai tekat bulat para sahabat, dan keteguhan sikap mereka, sehingga Allah SWT
menganugerahkan pertolongan-Nya kepada kita, kemuliaan untuk agama-Nya, dan tersebarluaskannya
hidayah-Nya. Allah SWT berfirman
] هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ
بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُونَ[.
“Dialah yang telah mengutus
Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur'an) dan agama yang benar untuk
dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak
menyukai.” (QS. At-Taubah
[09]: 33).
Sesungguhnya berbagai tantangan dan
kesulitan yang akan dihadapi oleh Daulah Islam, setelah ia berdiri tidak lebih
ringan dibanding sebelum ia berdiri. Bahkan, jauh lebih besar, baik kuantitan
dan kualitas. Tantangan-tantangan ini bisa bersifat internal maupun eksternal:
Tantangan Potensial dari Dalam yang Paling Menonjol, dan
Cara Mengatasinya:
1.
Membangun masyarakat
Islam yang terbentuk melalui penerapan Islam secara menyeluruh, serta berbagai kesulitan yang boleh jadi
akan dihadapinya membutuhkan kebijaksaan dan pemantauan kasus per kasusnya
dengan cermat; juga kewaspadaan terhadap
berbagai kepentingan umat; serta
kemandirian dan penolakan dari dalam, juga bantuan orang-orang ikhlas dari
putra-putri umat Islam untuk membuat perencanaan dan implementasinya.
2.
Dengan potensi yang
terbatas, sementara tantangannya ---baik dari dalam maupun luar--- sangat besar, maka ini akan menuntut upaya pemanfaatan
semua potensi terbaik yang bisa dimanfaatkan, serta mendorong umat, terutama mereka
yang hidup berkecukupan untuk mengerahkan dan memberikan semuanya demi Islam,
serta mengingatkan mereka dengan apa yang pernah dilakukan oleh Sayyidina ‘Utsman
bin ‘Affan ra. dalam menghadapi kesulitan, dimana beliau menyedekahkan satu kafilah
yang membawa berbagai barang dan harta untuk menyiapkan Jaisy al-‘Usrah
(Pasukan Tabuk).
3.
Korupsi dan rusaknya
birokrasi yang terjadi di seluruh dunia, termasuk Dunia Islam, tentu mengharuskan negara
(Khilafah) menggerakkan roda pekerjaan tersebut dengan orang-orang ikhlas yang
bertakwa dan hidupnya bersih. Karena itu,
sejak sekarang harus berusaha untuk mengontak berbagai simpul profesi, dan
level menengah untuk siapa di antara mereka yang rusak, sehingga bisa jauhkan, dan
diangkatlah orang yang jujur dan amanah untuk mengurus pekerjaan tersebut.
4.
Rusaknya kurikulum pendidikan
dan program media massa: Ini mengharuskan negara
(Khilafah) membuat kurikulum (program), yang dari sana lahir kepribadian Islam.
Kurikulum (program) ini harus dimulai sejak pertama kali fase pendidikan, dan bekerja
keras untuk menyelesaikan implementasi yang negatif. Demikian juga, negara
harus bekerja keras untuk membersihkan media massa dari orang-orang yang rusak
dan perusak, kemudian mengangkat orang-orang ikhlas yang mempunyai
profesionalisme untuk mengurus urusan tersebut.
5.
Transaksi keuangan lalu dan
berbagai kepemilikan: Negara (Khilafah) harus
mengubah bentuk transaksi (keuangan) ke dalam sistem keuangan syariah, dengan cara
menggunakan mata uang emas dan perak, atau mata uang substitusi (pengganti)
dari keduanya. Kemudian menyelesaikan berbagai dampak negatif yang menimpa
rakyat, akibat terjadinya perubahan sistem keuangan saat ini dengan sistem
Islam. Begitu juga negara harus mengatur kepemilikan umum menurut ketentuan
syariah. Sebab, saat ini, berbagai kepemilikan ini diperlakukan seolah-olah sebagai
milik para penguasa dan kroninya. Negara juga harus mengubah PT-PT ke dalam
bentuk perseroan syariah.
6.
Meggabungkan dan
mengintegrasikan negeri kaum Muslimin yang lain di bawah bendera Khilafah, dan
melakukan berbagai aktivitas pemikiran, politik hingga militer yang dibutuhkan
oleh perkara ini.
Tantangan Potensial dari Luar yang Paling Menonjol, dan
Cara Mengatasinya:
1.
Perang pemikiran dengan seluruh
ragamnya, penyesatan, pengaburan, serta pemutarbalikan fakta.
2.
Negara-negara Barat dan
sekutunya akan melakukan embargo (blokade) kepada negara yang baru lahir ini,
baik embargo (blokade) ekonomi, politik maupun pemikiran.
3.
Perang fisik dengan
segala ragam dan bentuknya.
Karena yang terakhir ---atau perang fisik---
ini merupakan tantangan yang paling berbahaya, paling berat dan paling dahsyat,
maka sebagiannya akan berusaha kami uraikan. Sebab, negara Barat Kafir dengan seluruh
instrumen dan antek-anteknya akan berdiri menghadapi Khilafah, dan berusaha
untuk menghancurkannya. Semuanya itu tentu melalui peperangan fisik dengan segala
bentuk dan instrumennya merupakan suatu keniscayaan. Sebab, berdirinya Khilafah
identik dengan kehancuran sistem Kapitalisme, yang hidup untuk menggerogoti
semua kebaikan umat Islam. Para pendukung sistem ini tentu sangat memahami
makna berdirinya Daulah Islam, jauh melebihi pemahaman kaum Muslim. Bayangan
Perang Balkan, Pengepungan Wina, Perang Baladh Syuhada’ di Pintu Gerbang
Eropa, Penaklukan Konstantinopel dan sebagainya tentu tidak pernah hilang dari
benak mereka. Karena itu, mereka akan berdiri dengan segala daya dan kekuatan
untuk menghadangnya, dan bekerja keras untuk menghancurkan dan mengenyahkannya;
tentu jika mereka mampu melakukannya. Dan, pasti ---dengan izin Allah--- mereka
tidak akan bisa. Allah SWT. berfirman:
]وَيَمْكُرُونَ
وَيَمْكُرُ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ[
Mereka memikirkan tipu daya dan
Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.. (QS. Al-Anfal [8]: 30)
Terbayanglah, bagaimana Barat akan
menghadapi Negara Khilafah dengan menggunakan berbagai instrumen, yang antara
lain, bisa kami kemukakan:
1.
Para penguasa
antek di sejumlah perbatasan negara baru ini. Bisa dibayangkan, bahwa mereka
akan membuat pakta militer untuk menghancurkan negara Khilafah, tanpa melihat
lagi keagenan mereka; apakah menjadi agen Amerika atau Eropa.
2.
Amerika akan
memberikan bantuan kepada antek-anteknya di kawasan yang melintasi pangkalan
militer yang ada; di Saudi, Yordania, Qatar atau yang lain.
3.
Menggunakan apa
yang disebut sebagai PBB untuk mengeluarkan Resolusi agar bisa mengumpulkan
berbagai negara guna memerangi negara Khilafah ini, dengan tuduhan mengancam
perdamaian dan keamanan dunia, menurut versi mereka.
Inilah sejumlah aktivitas yang
paling menonjol, yang terbayang ketika negara Khilafah baru berdiri. Sebab,
Barat tidak akan pernah menyimpan potensinya untuk memerangi negara Islam.
Barat juga tidak pernah bersikap sebagai penonton hingga kepemimpinan dunia
diambil dari tangannya, sementara mereka hanya melihat, tanpa berbuat apa-apa.
Kalau begitu, bagaimana Daulah Islam
yang baru lahir, yang didukung oleh umat ini akan menghadapi ancaman ini? Dan,
bagimana Daulah Islam ini akan menyikapinya?
Maka, langkah-langkah untuk
menyikapi dan menghadapi penyikapan (Barat) tersebut bisa diringkas menjadi
beberapa point berikut:
Pertama, Memobilisir umat, baik secara spiritual, moral maupun
fisik. Caranya, dengan memahamkan umat akan visi dan tujuan negara Khilafah
ini, serta pentingnya berkorban baik dengan pengorbanan yang biasa hingga
pengorbanan paling berharga sekalipun, demi mempertahankan eksistensi dan
keberlangsungannya. Karena, di sanalah, kondisi kehinaan dan kenistaan yang
kini dialami oleh umat ini akan sirna. Juga mengingatkan kaum Muslim dengan
pengorbanan para sahabat dan tabiin, disamping mengingatkan mereka, bahwa
berjihad dan berperang demi membela negara (Khilafah) ini merupakan salah satu
di antara dua kebaikan; menang, atau mati syahid, serta kenikmatan di surga nan
abadi yang telah dijanjikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang bertakwa. Allah
SWT berfirman:
]قُلْ هَلْ
تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلاَّ إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ
أَن يُصِيبَكُمُ اللّهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِندِهِ أَوْ بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُواْ
إِنَّا مَعَكُم مُّتَرَبِّصُونَ[
Katakanlah: "tidak ada yang kamu
tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. Dan kami
menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang
besar) dari sisi-Nya, atau (azab) dengan tangan kami. Sebab itu tunggulah,
sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu". (QS. At-Taubah [09]: 52)
Setelah semuanya itu, kita memohon pertolongan dengan penuh
kesungguhan, baik dengan berdoa, berpuasa maupun memperbanyak ketaatan,
sehingga Allah SWT menyempurnakan pertolongan-Nya, dan menunaikan janji-Nya
dengan memenangkan agama ini dan pemeluknya. Demikian juga, seluruh potensi
umat akan dikumpulkan untuk menghadapi Barat Kafir, agar peperangan yang
terjadi dengan negara Khilafah itu berubah menjadi peperangan dengan umat,
seluruhnya.
Kedua, Krativitas pemimpin untuk
menyembunyikan tujuan dan target terhadap musuh, serta berusaha semakmimal
mungkin menghancurkan dan mengelabuhi musuh. Bagi kita, Rasulullah saw. adalah
teladan terbaik; dimana perjalanan hidup suci Beliau penuh dengan berbagai
sikap, yang bisa dipetik sebagai pelajaran. Sebagai contoh, meski bukan untuk
membatasi, apa yang terjadi pada kasus Perjanjian Damai Hudaibiyah; ketika Nabi
saw. menampakkan diri kepada kaum Quraisy, bahwa Beliau saw. hendak mengerjakan
umrah, sementara yang Beliau inginkan justru sebaliknya, dimana tujuan
sebenarnya adalah melakukan perjanjian. Tujuannya untuk memisahkan persekutuan
yang terjadi antara kaum Quraisy dengan kaum Yahudi.
Ketiga, Memberi perhatian kepada
media massa, dengan memanfaatkan berbagai sarana yang ada untuk menyampaikan
risalah negara Khilafah, menjelaskan fakta yang sesungguhnya dari berbagai
peristiwa, dan memotong media massa Barat, menelanjangi dan membongkar
kebohongannya melalui pemberitaan yang kuat dan jujur. Demikian juga akan
menyampaikan seruan kepada seluruh putra-putri umat di seluruh pelosok negeri
untuk berjuang demi mempertahankan negara, dan berpihak kepadanya dengan
taruhan harta dan jiwa. Allah SWT berfirman:
]إِنَّ اللّهَ
اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ
الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا
عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى
بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ
وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ[
Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al
Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah [09]: 111)
Dengan catatan, seruan tersebut harus bersifat ideologis
dan mempunyai kesan yang mendalam; di dalamnya juga dinyatakan sanksi bagi
siapa saja yang berdiri berhadap-hadapan dengan Islam dan negaranya, atau orang
membunuh seorang Muslim yang membela Islam. Allah SWT berfirman:
]وَمَن يَقْتُلْ
مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَآؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللّهُ
عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا[
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min
dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS. An-Nisa’ [04]: 93)
Putra-putri kaum Muslim yang menjadi tentara harus
dipanggil, supaya melakukan pembangkangan terhadap berbagai instruksi yang
batil, yang dikeluarkan oleh para penguasa zalim. Selanjutnya bergabung dengan
barisan Islam. Sebab, tidak ada kewajiban untuk mentaati makhluk dalam
melakukan kemaksiatan kepada Dzat yang Maha Pencipta.
Keempat, Menyiapkan kekuatan, seperti persenjataan dan para
kesatria, serta mendorong mereka yang mampu memanggul senjata untuk memanggul
dan menggunakannya untuk membela Islam. Allah SWT berfirman:
]وَأَعِدُّواْ
لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ
عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ
اللّهُ يَعْلَمُهُمْ[.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu
dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. (QS. Al-Anfal [08]: 60)
Inilah beberapa hal yang akan digunakan oleh
negara Islam untuk menghadapi makar kaum Kafir. Karena waktu yang terbatas,
maka kami sengaja meringkasnya.
Sebelum mengakhiri paparan ini, kami harus
mengingatkan kepada semuanya, bahwa senjata paling kuat yang akan kita gunakan
untuk menghadapi berbagai bahaya dan krisis tersebut adalah senjata iman,
keyakinan kepada Allah dan pertolongan-Nya, dengan bertawakkal kepada-Nya,
sembari meyakini bahwa Dia akan menganugerahkan kemenangan dan kekuatan kepada
kelompok orang Mukmin yang jujur dan ikhlas. Sebab, negara yang telah mereka
dirikan, dan berusaha mereka kokohkan sendi-sendinya adalah negara cahaya dan
hidayah, negara kebaikan, adil dan penuh kasih sayang. Allah SWT berfirman:
]وَعَدَ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي
الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيـنَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ
دِينَهُمُ الَّذي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ
أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ
فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُون[.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur [24]: 55)
Sesungguhnya senjata iman dan keyakinan kepada Allah
itulah senjata paling dahsyat yang dihunus oleh seorang Muslim sebelum, ketika
dan setelah negara berdiri. Tanpanya, kaum Muslim tidak akan mampu berdiri
kokoh menghadapi ancaman dan ujian, meski semua persenjataan fisik dimiliki.
Allah SWT berfirman:
]إِن يَنصُرْكُمُ
اللّهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَن ذَا الَّذِي يَنصُرُكُم
مِّن بَعْدِهِ وَعَلَى اللّهِ فَلْيَتَوَكِّلِ الْمُؤْمِنُونَ[
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah
orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari
Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu'min
bertawakkal. (QS. Ali ‘Imran [03]:
160)
Dia juga berfirman:
]
وَمَا النَّصْرُ إِلاَّ مِنْ عِندِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ[.
Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala
bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram
karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Anfal [08]: 10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar