Minggu, 17 Maret 2019

Bentuk-bentuk Benturan Peradaban:


Bentuk-bentuk Benturan Peradaban:


A. Pertarungan Pemikiran (ash-shira’ al-fikri) Sesungguhnya pertarungan pemikiran antara

Islam dan peradaban-peradaban kufur adalah hal yang nyata. Pertarungan ini menjadi kewajiban setiap Muslim, bahkan bila kaum Kafir tidak lebih dulu menyerang kaum Muslim. Rasulullan saw. memulai pertarungan pemikiran di Makkah, jauh sebelum Negara Islam ditegakkan dan setelah berakhirnya tahap dakwah secara rahasia (ad-dawr as-sirri). Keadaan ini terus berlanjut sampai saat ini, dan akan terus berlangsung sampai waktu yang dikehendaki Allah. Pertarungan pemikiran merupakan hal yang sangat transparan,

BenturanPeradaban   99

sekalipun bagi beberapa orang menjadi perkara yang sulit dipahami. Namun siapa saja yang mempelajari kitab al-Millal wa an-Nihal, akan mendapatkan informasi tentang pergulatan antar berbagai pemikiran yang dikenal kaum Muslim.

Sedangkan pertarungan antara peradaban Barat dan peradaban Islam terwujud dalam berbagai bentuk, di antaranya:


1.    Dominasi terhadap berbagai sarana media massa yang diarahkan untuk kepentingan peradaban Barat.

2.    Dominasi terhadap kurikulum pendidikan di setiap tingkatan, yang dimaksudkan untuk menyebarluaskan konsep-konsep Barat, menyimpangkan dan menentang berbagai konsep peradaban Islam, serta memalsukan sejarah peradaban Islam.

3.    Mendirikan sekolah-sekolah dan universitas-universitas di bawah kendali dan pengawasan langsung para pemuja peradaban Barat.

4.    Mendirikan berbagai partai politik yang menganut dan menyerukan peradaban Barat, yang dikelola oleh negara-negara Barat dan

100     BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

antek-anteknya yang bersikap moderat - progresif.

5.    Memberikan dukungan dan sponsor kepada orang-orang yang dianggap sebagai kalangan elit, terpelajar, dan intelektual, dengan tujuan untuk mempromosikan mereka menjadi tokoh-tokoh pemikir di negeri-negeri kaum Muslim.

6.    Memberikan dana beasiswa pendidikan dalam berbagai bentuknya, untuk memilih orang yang dianggap cocok menjadi agen intelektual, agen politik, agen militer, atau mata-mata bagi Barat.

7.    Memberikan dana yang melimpah kepada berbagai lembaga, kelompok, dan organisasi yang didirikan untuk menyebarluaskan racun-racun pemikiran mereka.

8.    Memerangi penggunaan bahasa Arab dan membangkitkan bahasa-bahasa selain Arab, serta melontarkan agitasi-agitasi yang bersifat nasionalistik dan patriotik.

Bahkan apa yang disebut konflik kepentingan (shira’ ul-masalih) sejatinya berawal dari perbedaan pemikiran, yang kemudian diikuti dengan pertarungan
BenturanPeradaban 101

pemikiran. Pertarungan demi berbagai kepentingan itu bisa mengakibatkan konflik militer. Sehingga, negara-negara yang lemah –yang tidak mampu menggalang kekuatan militer yang memadai– tidak akan berupaya memulai suatu konflik kepentingan, kecuali sekedar memunguti sisa-sisa pertarungan antar negara besar, seperti halnya hyena dan serigala yang hanya dapat mengais-ngais sisa makanan singa si raja hutan.

Konflik kepentingan dapat terjadi di antara dua peradaban, tetapi juga bisa terjadi antara dua negara atau dua bangsa yang berperadaban sama. Ketika AS menginvasi Kawasan Teluk, mendudukinya, dan memperluas pengaruhnya, hingga berhasil memperkokoh kedudukannya, maka tujuan utama sesungguhnya bukanlah membebaskan Kuwait. Yang terjadi sebenarnya adalah pertempuran demi memperebutkan ladang-ladang minyak serta menancapkan pengaruh dan kekuatan militernya di sana. Sebagaimana pernyataan salah satu pejabat AS, “Kami datang untuk memperbaiki kekeliruan Tuhan.” Yang dimaksud dengan “kekeliruan Tuhan” adalah keputusan-Nya menciptakan minyak bumi yang melimpah di kawasan Teluk, bukannya di negara-negara Barat. George Schultz dalam sebuah acara televisi pada

72        BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

tanggal 16/12/1990 mengatakan, “Militer Irak harus dihancurkan, sekalipun mereka mundur dari Kuwait.” Sedangkan Dick Cheney berpidato di depan Kongres pada tanggal 3/12/1990, “Kita harus bisa menjamin bahwa serangan seperti ini (invasi Irak) tidak kembali berulang, sekalipun Saddam menarik pasukannya dari Kuwait.”

Setiap orang tahu, bahwa Irak, Kuwait, dan Kawasan Teluk lainnya merupakan kawasan yang berada dalam pengaruh Inggris pada saat invasi itu terjadi. Jadi, sesungguhnya telah terjadi pertarungan politik dan ekonomi antara AS dan Inggris, meski kedua negara tersebut mempunyai peradaban yang sama, yaitu kapitalisme. Pada saat yang sama, terjadi pula pertarungan politik, ekonomi, dan militer antara AS dengan kaum Muslim; antara AS yang menganut kapitalisme dengan kaum Muslim yang meninggalkan peradaban Islam atau sebagian besar konsep-konsepnya. Pertarungan AS melawan kaum Muslim selama ini dilakukan berdasarkan konsep peradaban mereka, yaitu menjajah negara yang lebih lemah dan mendominasi seluruh sumberdayanya. Konflik ini berulang kembali, pada saat AS menduduki Asia Tengah baru-baru ini. Sementara pertarungan AS dengan Inggris

BenturanPeradaban 103

dilakukan berdasarkan konsep yang berbeda dengan konsep yang diberlakukan AS terhadap negara-negara Arab. Pertarungan dengan Inggris perlu dilakukan, karena –menurut konsepnya– mereka harus menjadi satu-satunya negara yang berperan dalam kepemimpinan Tata Dunia Baru dan perampokan sumber daya alam negara-negara lemah. AS, sebagaimana ucapan Bush, harus menjadi kekuatan terdepan agar tidak terdapat dua kutub kepemimpinan di dunia. Kepemimpinan dunia, dalam pikiran mereka, haruslah tunggal; dan pemimpin tunggal itu haruslah Amerika Serikat, sebagai pewaris kolonialisme masa lampau, tidak boleh ada penentang dan saingan.

Salah satu contoh pertarungan antara dua peradaban adalah pertarungan antara peradaban kapitalisme Amerika dengan peadaban sosialisme Uni Soviet. Namun demikian, pertarungan itu tidak sampai pada konflik militer, tetapi hanya pertarungan politik, ekonomi, dan pemikiran, yang diakhiri dengan runtuhnya Uni Soviet. Sedangkan contoh lain pertarungan antara dua negara atau dua bangsa yang berasal dari peradaban yang sama adalah konflik antara kaum Nazi dengan para penganut kapitalisme lainnya; suatu pertarungan antara kelompok yang menganggap

32        BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

ras Jerman (Aria) sebagai ras yang paling unggul, dengan negara-negara lain yang menentang rasialisme di kalangan penganut kapitalisme di Eropa dan Amerika. Dengan begitu, maka pertarungan itu terjadi dalam lingkup satu peradaban. Pertarungan yang terjadi karena ada sebagian konsep kaum Nazi yang bertentangan dengan konsep negara-negara Sekutu.

Pertarungan pemikiran adalah landasan dan awal mula setiap pertarungan yang terjadi antara dua orang anak Adam di setiap penjuru permukaan bumi, hingga saat ini. Pertarungan yang akan terus berlanjut sampai waktu yang dikehendaki Allah. Inilah alasan mengapa kita mulai pembahasan ini dengan pertarungan pemikiran.

B. Pertarungan Ekonomi

Pertarungan demi kepentingan-kepentingan ekonomi ada sejak zaman dulu. Dan sekarang pertarungan itu semakin mengerikan, destruktif, komprehensif, dan terorganisasi, karena para penganut peradaban yang kuat mulai mengganyang hamba-hamba Allah dari kalangan peradaban lainnya, tanpa menyisakan sedikit pun rasa belas kasihan, simpati, atau rasa kemanusiaan. Dunia menjadi layaknya suatu rimba

BenturanPeradaban 105

yang sangat luas, di mana yang kuat memangsa yang lemah. Dunia memang seperti desa yang kecil dalam kaitannya dengan perkembangan komunikasi dan transportasi, namun laksana hutan rimba yang luas dalam hal penindasan oleh yang kuat terhadap yang lemah. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai bentuk praktik kapitalisme –terutama oleh gembongnya, Amerika Serikat– antara lain:


34   Penguasaan bahan-bahan mentah di mana pun adanya dan dengan jalan apa pun.

35   Menggantikan emas dengan dolar sebagai mata uang dunia. Masyarakat Eropa berusaha melepaskan diri dari hegemoni AS dengan cara memakai mata uang bersama, yaitu Euro, sementara sejumlah negara juga sedang berusaha memperkenalkan kembali emas (dinar) dan perak (dirham) sebagai standar. Tetapi AS memerangi setiap upaya untuk mengembalikan sistem emas ini.

36   Terus menjadikan negara-negara berkembang sekedar sebagai pasar barang-barang konsumtif, dengan selalu mencegah mereka dari upaya

93        BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

mengembangkan industri berat dan bahkan, berbagai industri ringan.

14  Menenggelamkan berbagai negara berkembang dengan hutang ribawi yang berlipat ganda melalui IMF dan Bank Dunia. Bahaya jerat hutang ini sangat jelas kelihatan.

15  Menarik kalangan profesional dan intelektual yang tidak menemukan atau tidak puas dengan posisi mereka di negara asalnya, agar mereka beremigrasi ke negara-negara Barat.

16  Memaksanakan berbagai kebijakan ekonomi dan pembangunan yang dirumuskan oleh IMF, yang mengakibatkan lemahnya tingkat keamanan pangan berbagai negara berkembang, hingga mereka menggantungkan diri mereka dengan berbagai bantuan, grant (hibah), dan pinjaman dari Barat, meski sebelumnya mereka berhasil melakukan swasembada pangan.

17  Menyulut perang -perang regional untuk memaksa sejumlah negara membeli senjata dan peralatan militer dari Barat yang dalam waktu singkat menjadi barang rongsokan yang ketinggalan zaman, jika tidak segera digunakan

BenturanPeradaban 107

dalam perang-perang regional antar negara berkembang.

42   Berusaha menciptakan suasana tidak aman di berbagai negara, agar terjadi pelarian modal ke negara-negara Eropa dan Amerika yang aman, dengan maksud agar sewaktu-waktu bisa dibekukan dengan berbagai dalih. Diperkirakan paling sedikit ada dana sebesar 800 miliar dolar milik negara-negara Arab saja yang disimpan berbagai negara Barat . Kita dapat membayangkan, betapa besar kekayaan yang mereka rampok dari negeri-negeri Islam, belum lagi yang berasal dari negara-negara berkembang lainnya.

43   Penguasaan berbagai kepentingan ekonomi di berbagai negara melalui apa yang mereka sebut globalisasi, privatisasi, dan penanaman modal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kapitalis raksasa.

44   Mengangkat penguasa-penguasa – yang merupakan agen-agen mereka – bersama dengan kekuatan militer dan intelejen untuk mempertahankan berbagai kepentingan mereka.

74        BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

-      Mengirim dan menempatkan pasukan di wilayah-wilayah konflik dengan tujuan untuk memperluas pengaruhnya, seperti yang dilakukan AS di kawasan Teluk, Sinai, Asia Tengah, Turki, dan berbagai tempat lainnya. Belum lagi ada armada-armada kapal induk yang mengarungi berbagai samudera untuk mengamankan operasi-operasi penjarahan yang mereka lakukan.

-      Berupaya memecah-belah dunia menjadi negara-negara kecil yang lemah dengan alasan kemerdekaan, agar mereka mudah dikuasai dan dikendalikan.

-      Menyebarluaskan budaya dan konsep-konsep peradaban mereka, dengan tujuan untuk mempertahankan dominasinya atas negara yang lemah dan menjauhkan umat yang tertindas dari pemikiran tentang perlunya perubahan dan pembebasan dari cengkeraman mereka.

-      Menerapkan sanksi embargo terhadap negara-negara tertentu, seperti halnya sanksi AS terhadap Irak. AS, melalui Dewan Keamanan PBB, telah mengeluarkan resolusi nomor 665 untuk menerapkan boikot atas Irak, dan memberikan

BenturanPeradaban 109

wewenang kepada Angkatan Laut AS untuk menggunakan senjata dalam rangka mencegah setiap transaksi perdagangan dengan Irak. Dalam bukunya, Leaders, Bob Woodward memberikan komentar tentang resolusi ini, “Inilah pertama kalinya dalam empat puluh lima tahun usianya, PBB memberikan hak untuk menerapkan sanksi ekonomi kepada negara-negara di luar lembaganya. Ini merupakan kemenangan diplomatik yang luar biasa bagi Pemerintah AS.”

C. Pertarungan Politik

Adanya pertarungan politik antara peradaban Barat dan kaum Muslim dapat dibuktikan dengan hal-hal sebagai berikut:

94   Meruntuhkan Khilafah Islamiyah pada tahun 1924.

95   Mendirikan Negara Yahudi Israel di tanah Palestina, serta upaya mereka mempertahankannya dan memperkuat militernya.

96   Memecah belah jamaah kaum Muslim dan mendorong pemisahan diri berbagai negeri Islam dengan kedok kemerdekaan, hingga menjadi sekitar 60 negara kecil yang tidak berdaya di hadapan

             BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

negara-negara Barat. Upaya ini masih terjadi hingga saat ini dan tidak akan berhenti. Bahaya yang mengancam di balik upaya pemecah-belahan ini sangatlah jelas bagi otang yang berakal. Namun, kaum Muslim masih saja terpikat dengan ide kemerdekaan ini dan rela berperang demi tujuan ini, sekalipun ide ini sangat bertentangan dengan peradaban dan pemikiran Islam. Allah memerintahkan kaum Muslim untuk menjadi satu tubuh (jami’an) dan tidak bercerai-berai. Namun demikian mereka tetap bercerai berai dan terus berusaha memisahkan diri, meskipun siang malam mereka berulang-ulang membaca firman Allah Swt.,

ﺍﻮﹸﻗﺮﹶﻔ ﻻﹶﻭ ﺎﻌﻴِﻤ ﷲﺍِ ﻞﺒﺤِﺑ ﺍﻮﻤِﺼﻋﺍ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai. (TQS. Ali ‘Imran [3]: 103)

Jami’an (kamu semua) dalam ayat itu merupakan keadaan (haal) dari orang-orang yang memegang erat agama Allah. Maknanya adalah, mereka haruslah merupakan suatu jama’ah, sesuai dengan sabda Rasulullah saw.,

BenturanPeradaban 111

ــﻳِﺮ ﺪِﺣﺍٍﻭ ﻞٍﺟ ﻰﹶﻠﻋ ﻊﻴِﻤﺟ ﻢﹸﻛﺮﻣﹶﺃﻭ ﻢﹸﻛﺎﺗﹶﺃ» «ﻩﻮﹸﻠﺘﹾﻗﺎﹶﻓ ﻢﹸﻜﻋﺎ ﺮﹶﻔﻳ ﻭﹶﺃ ﻢﹸﻛﺎﺼ ﺸﻳ ﹾﻥﹶﺃ

Siapa saja yang datang kepada kamu sekalian, sedangkan urusan kalian diatur oleh seseorang (Khalifah), kemudian dia [yang atang itu] hendak menghancurkan kesatuan kalian dan memecah belah kesatuan jama’ah kalian, maka bunuhlah dia. (HR. Arfajah)


Dengan demikian, kamu semua (jami’an) dan kesatuan umat (jama’ah) di bawah kepemimpinan satu orang, memiliki makna yang sama.

        Menerapkan sistem pemerintahan republik atau kerajaan secara resmi di negeri-negeri kaum Muslim, sekaligus memisahkan kewenangan pemerintahan menjadi tiga bagian - eksekutif, legislatif, dan yudikatif - sebagaimana yang dianut negara-negara Barat.

        Memerangi gerakan-gerakan Islam yang secara serius berjuang untuk membuat perubahan dengan menegakkan Negara Islam, yakni negara Khilafah

96        BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

Rasyidah. Mereka menyebut gerakan-gerakan Islam ini sebagai ekstremis atau fundamentalis. Kebanyakan perlawanan ini dilakukan melalui agen-agen mereka, dan jarang dilakukan secara langsung. Martin Indyck, pejabat Gedung Putih yang berwenang menangani urusan Timur Tengah mengatakan bahwa tantangan paling besar yang dihadapi AS di belahan dunia bagian timur adalah membantu negara-negara sahabat untuk menghalangi ekstrimisme (Majalah al-’Arabi nomor 514). Bila mereka tidak bisa menghalangi gerakan-gerakan tersebut, mereka akan memberikan tekanan yang keras dan jahat lewat tangan-tangan agen-agen mereka dari kalangan “moderat progresif”, sebagaimana dikatakan Nixon dalam bukunya The Favorable Opportunity sebagai berikut, “Keterkaitan para politisi di berbagai negara Muslim dengan Islam tidak lebih dari sekedar keterkaitan mereka dengan cita-cita, tradisi, dan norma Islam... Kalangan progresif adalah kelompok yang kegiatannya nyata...

dan berusaha sekuat tenaga menghubungkan kaum Muslim dengan dunia politik dan ekonomi yang beradab. Kelompok ini dicirikan dengan fleksibilitasnya, dan mereka tidak menganggap Barat

BenturanPeradaban 113

sebagai kafir, tetapi mereka menyebutnya sebagai kaum Ahli Kitab. Beberapa negara dipimpin oleh kelompok progresif merupakan negara demokratis, seperti Turki dan Pakistan... Kita harus membantu kelompok progresif di Dunia Islam... Kunci kebijakan Amerika terletak dalam kerjasama strategis hanya dengan kelompok progresif ini. Karena kita bekerjasama dengan kelompok progresif demi tujuan-tujuan kita, maka kerjasama tersebut harus meliputi seluruh bidang ekonomi dan keamanan... Hubungan antara Amerika dan negara sahabat tidak boleh sampai pada tingkat perwalian (guardianship), dan kita tidak boleh memperlakukan para penguasa di negara-negara progresif itu sebagai koresponden antara kita dengan rakyat mereka, namun kita harus memperlakukan mereka sebagai mitra yang sejajar, sebab cara yang paling cepat untuk mengubur mereka adalah dengan memperlakukan mereka sebagai corong propaganda Barat...

Sesekali kita harus dapat menerima penolakan sahabat-sahabat kita di dunia Islam atas sejumlah kebijakan kita, yang membuat mereka mendapatkan kesulitan politik di negara mereka.”

98        BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

Kini, umat Islam tahu persis siapa kelompok “progresif moderat” ini. Dan tidak ada salahnya kita mengingatkan umat, atas perlakuan sejumlah penguasa negeri-negeri Muslim -Irak, Mesir, Turki, Uzbekistan, Aljazair, Suriah, Libya, dan Tunisia-terhadap para putra-putri umat yang secara ikhlas berjuang demi Islam.

5.    Mendirikan PBB berikut Dewan Keamanan-nya untuk memberi legitimasi kepada Barat untuk melakukan intervensi dalam urusan negara-negara lemah, termasuk negeri-negeri kaum Muslim. Bila AS tidak bisa melakukan intervensi melalui Dewan Keamanan karena adanya penentangan dari negara kuat lainnya, mereka melangkahi otoritas Dewan Keamanan atau PBB, dan melakukan tindakan sepihak (unilateral), seperti yang terjadi saat ini dengan seruan “Perang Salib melawan Terorisme”. Demikianlah, AS menduduki tempat-tempat yang dikehendaki dan menyerang siapa saja yang agamaginkan. Nixon mengungkapkan secara eksplisit tentang kebijakan ini dalam The Favorable Opportunity sebagai berikut, “Andaikata kepentingan AS mendapat ancaman bahaya, maka akan dilakukan aksi dengan koordinasi PBB, bila

BenturanPeradaban 115

memungkinkan. Namun bila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka AS akan bertindak sendiri tanpa bantuan darinya (PBB).” Collard Power, dosen ilmu politik di Massachusetts University mengatakan dalam tulisannya, “Jelas bahwa hukum internasional tidak diterapkan bagi negara-negara di belahan bumi bagian barat... nampaknya pelanggaran hak asasi manusia bisa diterima sepanjang sesuai dengan kepentingan Amerika.”

101        Memerintahkan kepada sejumlah petualang politik dan tiran untuk membentuk partai-partai, agar mereka bisa saling bergiliran memerintah dan bertindak sebagai oposisi. Hal ini dilakukan apabila mereka tidak ingin memaksakan sistem partai tunggal.

Demikianlah beberapa bentuk serangan politik yang dilakukan oleh para penganut kapitalisme terhadap kaum Muslim dan kaum lemah lainnya. Mereka telah berhasil melakukan segala bentuk serangan ini, akibat tidak adanya pelindung dan sistem yang baik, yaitu Negara Khilafah.

9.         BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

D. Konflik Militer

Kini kita membahas bentuk terakhir dari pertarungan antar peradaban, yaitu konflik militer, yang disebut sebagian kalangan kaum Muslim dengan istilah jihad. Ini merupakan materi bahasan yang sangat luas. Namun yang menjadi perhatian kita saat ini adalah membuktikan keniscayaan konflik militer, khususnya dalam peradaban Islam. Lalu membahas upaya kalangan yang menyangkal adanya kewajiban perang ofensif (qital ath-thalab), kemudian bantahan terhadap pendapat bahwa Islam adalah agama toleransi dan perdamaian. Lalu, apakah Islam adalah agama teror?

Kita mulai dengan aksi para penganut peradaban kafir terhadap kaum Muslim, karena tindakan mereka lebih mudah dibaca daripada kata-katanya. Australia, yang belum pernah kita perangi, menduduki Timor Timur; China menduduki seluruh wilayah Asia Tengah bagian selatan; Rusia menduduki sejumlah wilayah Muslim, seperti Kaukasus, Krimea, Khazan, dan sebagainya; India menduduki Delhi, Kashmir, dan seluruh wilayah India Utara; Amerika menguasai seluruh kawasan Teluk dan memperluas pengaruh politik dan militernya sepanjang Asia Tengah, dari Uzbekistan

711      BenturanPeradaban

hingga Teluk dan terus sampai ke Sinai. Selain itu mereka

juga punya pangkalan militer yang besar di Incirlik Turki. Mereka juga berebut pengaruh dengan Prancis maupun Inggris di Afrika. Inggris masih mempunyai pengaruh sisa-sisa di Asia dan Afrika, serta pangkalan militer di Teluk dan Gibraltar. Prancis mempunyai pengaruh di

sejumlah negara Afrika yang penduduknya muslim. Serbia, Kroasia, Yunani, Rumania, dan Bulgaria juga menguasai wilayah kaum Muslim. Spanyol menguasai Andalusia, Sabta, dan Malila. Italia menduduki Sisilia, negeri al-Aghaliba. Pulau-pulau di Laut Tengah (Mediterrania) —yang seluruhnya adalah wilayah kaum Muslim— juga dikuasai penjajah. Filipina juga

menduduki tanah kaum Muslim, demikian juga Burma. Israel menduduki tanah Palestina, yang merupakan bagian dari negeri Syam. Sungguh benar sabda Rasulullah saw.,

»ﻳﻮﺷِﻚ ﺃﹶﻥﹾ ﺗﺪﺍﻋﻰ ﻋﻠﹶﻴﻜﹸﻢ ﺍﻷُﻣ ﻛﹶﻤﺗﺪﺍﻋﻰ ﺍﻷَﻛﹶﻠﹶﺔﹸ ِﺇﱃﹶ ﻗﹶﺼﺘِﻬﺎ, ﻗﹶﺎﻝ ﻗﹶﺎﺋِﻞﹸ: ﻭﻣِﻦ ﻗِﻠﱠﺔٍ ﻧﺤ ﻳﻮﺌِﺬٍ؟ ﻗﹶﺎﻝ ﺑﻞﹾ ﺃﹶﻧﺘﻢ ﻳﻮﺌِﺬٍ ﻛﹶﺜِﲑﻟﹶﻜِــﻦﻛﹸﻢ ﻏﹸﺜﹶﺎﺀُ ﻛﹶﻐﺜﹶﺎﺀِ ﺍﻟﺴﻞِ، ﻟِﻴ ﺍﷲُ ﻣِﻦﺭِ ﻋﻭِﻛﹸﻢ ﺍﻟﹾﻤﺎﺑﺔﹶ ﻣِﻨﻜﹸــ

118     BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

ﻝﹶﻮﺭ ﺎﻳ ﹸﻞِﺋﺎﹶﻗ ﻝﺎﹶﻘﹶﻓ ،ﻫﻮﹾﻟﺍ ﻢﹸﻜِﺑﻮﹸﻠﹸﻗ ﻲِﻓ ﷲﺍُ ﻦﹶﻓِﺬﹾﻘﻴﹶﻟﻭ «ﺕِﻮﻤﹾﻟﺍ ﺔﹸﻴِﻫﺍﺮﹶﻛﻭ ﺎﻴﺪﻟﺍ ﺣ ﻝﺎﹶﻗ ﻮﹾﻟﺍ ﺎﻣ ِﷲﺍ

Akan datang suatu masa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang yang berebut melahap hidangan.’ Para sahabat bertanya, ‘Apakah itu karena saat itu jumlah kami sedikit, wahai Rasulullah?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih pada air bah. Allah akan mengambil dari dada musuh-musuh kamu rasa takut kepadamu, dan Allah akan menimpakan penyakit al-wahn.’ Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit al-wahn, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati. (HR Abu Dawud, dari Tsauban RA)

Meski terdapat setumpuk fakta yang mengungkap penderitaan kaum Muslim, sekaligus menjadi bukti terjadinya serangan fisik dari para penganut peradaban kufur, namun hal itu tidak menghalangi mereka -para politisi dan pemikir kufur- menjelaskan pentingnya memerangi peradaban Islam hingga sampai ke akar-akarnya.

BenturanPeradaban 119

Nixon mengatakan dalam bukunya Victory without War, “Kejayaan yang sesungguhnya tidak diperoleh dengan menghindari konflik, tetapi dengan peperangan yang hebat demi prinsip, kepentingan, dan sahabat kita... Kita harus membuang angan-angan mengenai bagaimana seharusnya dunia ini berjalan. Bangsa Amerika cenderung mempunyai keyakinan bahwa konflik adalah sesuatu yang tidak wajar, bahwa rakyat di setiap bangsa pada dasarnya mirip; sedangkan perbedaan hanya disebabkan karena kesalahpahaman. Mereka juga menganggap bahwa perdamaian yang abadi dan menyeluruh merupakan suatu tujuan yang bisa dicapai. Namun demikian, sejarah membuktikan bahwa pandangan itu keliru, karena masing-masing negara berbeda satu dengan yang lain dalam aspek-aspek yang fundamental, konvensi politik, pengalaman sejarah, dan motivasi ideologisnya. Padahal ini aalah aspek-aspek yang biasa melahirkan konflik. Adanya kepentingan yang saling berbenturan dan fakta yang kita pahami bersama telah memicu perselisihan dan, pada akhirnya, peperangan... Perdamaian yang menyeluruh, yakni terciptanya dunia yang tanpa konflik hanya merupakan angan-angan. Perdamaian seperti ini tidak pernah dan tidak akan pernah tercipta.”

120     BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

Nixon juga mengatakan dalam The Favorable Oppor tunity, “Kepentingan vital adalah kepentingan yang apabila hilang akan mengancam keamanan Amerika Serikat . Jadi, lestarinya kemerdekaan negara-negara Eropa Barat, Jepang, Kanada, Meksiko, dan negara -negara Teluk merupakan masalah vital bagi keamanan negara kita. Demikian pula, kita mempunyai kepentingan vital untuk mencegah negara-negara berkembang mempunyai senjata nuklir. AS tidak punya pilihan lain kecuali menggunakan kekuatan bersenjata untuk mencegah setiap hal yang mengancam kepentingannya... Untuk melindungi pemerintahan demokratis yang terancam, seperti Israel dan Korea Selatan, kita siap untuk menggunakan kekuatan militer bila diperlukan.”

Sementara itu, pada tanggal 23/1/1980, Jimmy Carter mengirimkan nota berjudul State of the Union kepada Kongres Amerika, dan di antara pernyatannya adalah, “Posisi kita sangat jelas. Setiap upaya dari kekuatan luar yang menguasai kawasan Teluk akan dianggap sebagai serangan terhadap kepentingan Amerika. Agresi seperti itu akan disingkirkan dengan segala cara, termasuk cara-cara militer.”

BenturanPeradaban 121

Pada tanggal 2/11/1990, mantan Menlu AS Henry Kissinger menulis suatu artikel di koran Yediot Ahronot dengan judul Soon, America, You will Lose Deterrent Force (Segera, Amerika, Engkau akan Kehilangan Kekuatan Penangkis), dimana dia menulis, “Cara-cara militer -tak diragukan lagi- merupakan pilihan yang menyakitkan dan sulit. Hal itu dapat memicu terjadinya demonstrasi di berbagai negara Muslim dan menyebabkan timbulnya gelombang baru terorisme. Namun demikian, kesulitan itu harus dibandingkan dengan bahaya yang timbul akibat konflik yang lebih sulit di masa yang akan datang, bila tanda-tanda kelemahan Amerika akan menyebabkan ambruknya pemerintahan-pemerintahan moderat di kawasan itu, meningkatkan ketegangan politik, dan meruntuhkan segala sistem yang ada.”

Sedangkan pada tanggal 18/9/2001, ada tulisan di sebuah harian Amerika tentang wawancara antara wartawan surat kabar Prancis Le Figaro dengan James Schlesinger -penasihat Nixon dan mantan Menteri Pertahanan AS yang sekarang bekerja pada Centre for Strategic and International Studies- yang mengatakan, “Untuk menumbangkan jaringan

122     BenturanPeradabanSebuahKeniscayaan

[terorisme] ini perlu waktu bertahun-tahun, karena mereka memiliki tekad yang sangat kuat, yang dihasilkan dari keimanan yang kuat tentang sikap mereka.”

Sementara itu, dalam acara “Perang Pertama di Abad ini” di stasiun TV al-Jazeera, presenter acara ini mengutip pernyataan Henry Kissinger di Washington Post yang berjudul Revenge is not Sufficient Response (Balas Dendam Adalah Respons Yang Tidak Cukup) sebagai berikut, “Perlu kiranya untuk menghadapi segala sesuatu yang terjadi dengan sebuah serangan terhadap sistem yang menghasilkan ancaman ini.”

Mantan Sekretaris Jenderal NATO, Claise, secara resmi menyatakan bahwa Sekutu telah memposisikan Islam sebagai pengganti Uni Soviet, yakni sebagai sasaran permusuhan.

BBCOnline.net mengutip pernyataan Presiden Bush tanggal 17/9/2001 sebagai berikut, “Perang Salib ini, yaitu perang melawan teror akan berlangsung dalam waktu yang lama.”

Samuel Huntington menulis dalam artikelnya pada majalah Amerika Foreign Affairs sebagai berikut, “Kecil kemungkinannya konfrontasi militer antara Barat

BenturanPeradaban 123

dan Islam, yang berlangsung sejak berabad-abad lalu, ini akan berkurang. Bahkan sebaliknya, mungkin sekali konflik ini akan semakin dahsyat dan keras . . .”

Shimon Peres menulis dalam bukunya The New Middle East berkata, “Kita adalah orang-orang yang bertekad kuat, dan tidak ada satu pun kekuatan di muka bumi yang dapat memaksa kita untuk meninggalkan tanah ini, setelah lima puluh generasi kita hidup dalam diaspora... lima puluh generasi dalam penindasan, penyiksaan, dan pembantaian. Kita tidak akan pernah menyingkir dari tempat satu-satunya ini, tempat di mana kita dapat memperbaharui kemerdekaan kita, menjamin keselamatan kita, dan hidup secara terhormat dan bermartabat...”

Steve Dunleavy menulis dalam jurnal New York Post pasca insiden Selasa, 11 September, “Bunuh para bajingan itu. Latihlah para pembunuh, buatlah kontrak dengan tentara bayaran, dan berilah hadiah jutaan dolar untuk memburu kepala mereka. Bawalah mereka, hidup atau mati. Tapi lebih baik dalam keadaan mati. Terhadap kota-kota yang menjadi tempat tinggal mereka, bomlah mereka di tempat-tempat bermain mereka.”


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar