The True Shahadah
Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala
puji bagi Allah tuhan semesta Alam (QS. Al-Mu’min [40]: 65)
Posisi iman layaknya fondasi dalam sebuah bangunan.
Iman adalah asas yang penyusunan-penyusunannya terdiri dari
sesuatu yang solid dan menyakinkan
Iman haruslah merupakan sesuatu yang datang dari pemikiran
yang menyeluruh dan melibatkan segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh
manusia.
Iman adalah kondisi yang menjadikan seseorang menjadi
muslim, dan kunci keimanan terletak jelas dalam kalimat kali pertama diucapkan
sebagai pertanda keimanan, yaitu kalimat syahadatain.
Semua muslim pasti telah akrab dengan dua kalimat syahadat,
Sebagai rukun pertama dalam islam, syahadat sering diartikan
sebagai gerbang pintu masuk seseorang dalam keislaman.
Terkadang kebiasaan dan kebenaran bercampur aduk dalam benak
ummat muslim. Ada beberapa hal yang sebenarnya tidak ada dan tidak benar di
dalam pandangan islam namun dianggap benar dalam pandangan masyarakat hanya
karena masyarakat sudah terbiasa dengan semua itu.
Sebagai ilustrasi yang sangat tepat adalah pemaknaan dalam
dua kalimat syahadat yang selama ini diketahui oleh masyarakat. Syahadat dengan
arti “tiada tuhan selain Allah dan nabi muhammad adalah utusan Allah”
Padahal arti sebenarnya Ternyata berbeda dengan apa yang
selama ini kita pahami,
Tercatat dalam kitab-kitab tarikh bahwa orang-orang arab
jahiliyah telah mengetahui bahwa tuhan mereka adalah Allah.
Mereka sebelum datangnya islam, mereka bersumpah dengan nama
Allah. Lalu, apa yang menjadikan mereka tidak menerima risalah islam yang
dibawa Rasulullah saw?
Dalam bahasa arab, ada perbedaan yang sangat mendalam antara
Rabb (رب) dan illah (اله), antara tuhan
dan sesembahan. Praktek jahiliyah orang-orang arab pada masa itu, salah satunya
adalah membedakan antara tuhan dan sesembahan.
Jadi, orang-orang arab jahiliyah sangat memahami bahwa tiada
tuhan (Rabb) melainkan adalah Allah, namun begitu mereka tetap mencari
sesembahan (ilah) lain yang mereka Anggap sebagai sarana untuk mengantarkan
permintaan dan doa mereka kepada Allah.
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka; ( الا اللهلااله (
mereka menyombongkan diri, dan mereka lalu berkata: “apakah sesungguhnya kami
Harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” (TQS.
Ash-Shaffat [37]: 35-36)
Syirik bukan hanya mengatakan tuhan satu dari yang tiga.
Syirik bukan hanya menjadikan manusia setara dengan Allah
dan mengkultuskan manusia.
Syrik bukan hanya menyembah batu atau mendatangi dukun.
Syirik adalah setiap perkara yang menjadikan sekutu, dan
menjadikan Allah tidak satu-satunya.
Mereka menjadikan para pembesar dan para rahib mereka
sebagai tuhan-tuhan selain Allah (TQS. At-Taubah [9]: 31)
Orang arab jahiliyah melakukan kesyrikan itu dengan cara
mengambil tuhan-tuhan lain selain Allah, menyembah selain Allah, dengan cara
mengikuti kebiasaan yahudi dan Nasrani, yaitu menghalalkan apa yang dihalalkan
oleh pembesar dan rahib mereka, serta mengharamkan apa yang diharamkan oleh
pembesar dan rahib mereka.
Fakta yang sama dapat kita lihat di negeri kita sendiri,
ketika kita menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan-Nya dalam
permasalahan penentuan halal dan haram.
Negeri ini menggunakan sistem demokrasi yang nyata-nyata
tidak pernah diperintahkan dalam islam. Dalam demokrasi, suara terbanyak adalah
kebenaran, dan perintah Allah hanya dijadikan sebagai suatu pilihan bukan
kewajiban sehingga semua aturan halal dan haram yang dihasilkan berasal
pembesar dan ‘rahib-rahib’ di negeri kita, bukan dari Allah Azza Wa jalla.
Muslim yang mengucapkan syahadatain sangat bervariasi dalam
menjalankan amalnya.
Ruh merupakan sebuah kesadaran manusia akan hubungannya
dengan san penciptanya (Allah swt), yang selalu melihat dan mengawasinya.
Apabila setelah bersyahadat, ruh ini tidak terbentuk pada
diri seorang muslim maka dipastikan kemaksiatan dan kemalasan untuk taat kepada
Allah akan menjadi pilihan hidupnya.
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan (yang
hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholata untuk mengingat Aku
(TQS. Thahaa [20]: 14)
Syahadat yang
selanjutnya akan menghasilkan keimanan seseorang dibina dengan menggunakan
akal.
Akal adalah pembeda satu-satunya antara manusia dan hewan,
yang dengan akalnya itu maka manusia diperintahkan untuk beriman kepada Allah
swt.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
(TQS. Ali Imran [3]: 190)
Allah swt menjamin bahwa orang yang tidak menggunakan
akalnya dengan baik untuk memikirkan tanda-tanda dari Allah adalah orang yang
lalai dan berkesudahan di neraka Allah.
Al-A’raaf[7]: 179
Al Alaq [96]: 1-5
Dalam makna luas, iqra’ dengan asal kata qara’a mempunyai
makna membaca, memikirkan, menghimpun informasi, menelaah, mendalami, meneliti,
menyelidiki, mengumandangkan dan menyampaikan.
Al-alaq [96]: 3
Al-alaq [96]: 4-5
Sekuat apapun, sekaya apapun, sehebat apapun manusia, dia
tetaplah terbatas.
Ketika kita mendapatkan masalah yang tidak bisa kita
selesaikan maka kita merasa sangat lemah dan terbatas. Kelemahan manusia juga
tampak jelas ketika kita menyaksikan manusia yang sangat besar dan kompleks
bisa direpotkan oleh serangan virus dan bakteri yang ukurannya hanya
milimikron.
Penting! Sekali-kali kita mengunjungi orang lanjut usia
untuk melihat kelemahan, keterbatasan dan saling memerlukan sesama manusia. Apa
yang bisa kita lihat pada diri mereka?
Apa yang bisa kita ambil adalah: ataukah kematian lebih
dahulu menghampiri kita ataukah kita akan sama seperti mereka lanjut usia?
Yang jelas, keduanya sungguh menunjukkan bahwa manusia
terbatas dan lemah.
Makna shadah dalam islam bisa kita artikan sebagai
pengakuan, kesaksian, proklamasi, kesepakatan, akad, janji setia atau komitmen.
1 adalah Allah, kesombongan adalah pakaian-Nya.
0 adalah manusia, makhluk yang sangat terbatas, makhluk yang
sangat hina dan tidak memiliki apapun selain yang dipinjamkan kepadanya.
Manusia merasa memiliki sesuatu padahal dia sama sekali
tidak memilikinya.
Manusia sering kali merasa dia akan hidup selamanya padahal
setiap detik, kematian akan semakin dekat kepadanya.
Manusia kadangkala merasa sombong padahal dia tidak memiliki
apapun untuk disombongkan.
Manusia bisa merasa dirinya patut dimuliakan padahal dia
adalah setetes mani yang dikeluar dari kemaluan.
Manusia boleh merasa bahwa dirinya dan hanya dirinya yang
menyebabkan dia mencapai suatu hasil dan merasa hebat, padahal Allah mampu
menariknya kapan saja Dia berkehendak.
Manusia bisa jadi merasa dirinya yang paling baik dan dia
sama sekali tidak menyadari bahwa Allah yang menutupi seluruh aibnya.
Bila kita benar-benar berpikir tentang penciptaan manusia
dan tentang manusia itu sendiri maka kita pasti menyadari bahwa manusia
terbatas dan lemah.
Maryam [19]: 81-82
Kita harus benar-benar menyadari bahwa manusia lemah dan
Allah sajalah yang maha segala-galanya. Manusia harus memurnikan ketaatannya
kepada Allah swt.
Al-ikhlas[112]: 1-4
Tuhan hanyalah 1. Tiada tuhan selain Allah. Tiada sesembahan
selain Allah.
Sesungguhnya seseorang yang memahami syahadat dengan
sempurna akan menjadikan dia masuk golongan orang muslim.
Ketaatan seorang muslim akan menjadikannya semakin merasa
lemah, merasa tidak memiliki apapun, merasa terbatas, merasa memerlukan dan
memasrahkan hidupnya secara total kepada Allah swt.
Allah akan menjadi napas kehidupannya
Allah pun akan selalu menjadi tempatnya bergantung.
Allah akan menjadi darah kehidupan yang mengalir dalam
tubuhnya.
Allah akan menjadi semua inspirasi aktivitasnya di dunia,
dan menjadi tujuannya akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar