Rabu, 20 Maret 2019

The True Shahadah


The True Shahadah

Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah tuhan semesta Alam (QS. Al-Mu’min [40]: 65)

Posisi iman layaknya fondasi dalam sebuah bangunan.

Iman adalah asas yang penyusunan-penyusunannya terdiri dari sesuatu yang solid dan menyakinkan

Iman haruslah merupakan sesuatu yang datang dari pemikiran yang menyeluruh dan melibatkan segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia.

Iman adalah kondisi yang menjadikan seseorang menjadi muslim, dan kunci keimanan terletak jelas dalam kalimat kali pertama diucapkan sebagai pertanda keimanan, yaitu kalimat syahadatain.

Semua muslim pasti telah akrab dengan dua kalimat syahadat,

Sebagai rukun pertama dalam islam, syahadat sering diartikan sebagai gerbang pintu masuk seseorang dalam keislaman.

Terkadang kebiasaan dan kebenaran bercampur aduk dalam benak ummat muslim. Ada beberapa hal yang sebenarnya tidak ada dan tidak benar di dalam pandangan islam namun dianggap benar dalam pandangan masyarakat hanya karena masyarakat sudah terbiasa dengan semua itu.

Sebagai ilustrasi yang sangat tepat adalah pemaknaan dalam dua kalimat syahadat yang selama ini diketahui oleh masyarakat. Syahadat dengan arti “tiada tuhan selain Allah dan nabi muhammad adalah utusan Allah”

Padahal arti sebenarnya Ternyata berbeda dengan apa yang selama ini kita pahami,

Tercatat dalam kitab-kitab tarikh bahwa orang-orang arab jahiliyah telah mengetahui bahwa tuhan mereka adalah Allah.

Mereka sebelum datangnya islam, mereka bersumpah dengan nama Allah. Lalu, apa yang menjadikan mereka tidak menerima risalah islam yang dibawa Rasulullah saw?

Dalam bahasa arab, ada perbedaan yang sangat mendalam antara Rabb (رب) dan illah  (اله), antara tuhan dan sesembahan. Praktek jahiliyah orang-orang arab pada masa itu, salah satunya adalah membedakan antara tuhan dan sesembahan.

Jadi, orang-orang arab jahiliyah sangat memahami bahwa tiada tuhan (Rabb) melainkan adalah Allah, namun begitu mereka tetap mencari sesembahan (ilah) lain yang mereka Anggap sebagai sarana untuk mengantarkan permintaan dan doa mereka kepada Allah.

Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka; ( الا اللهلااله ( mereka menyombongkan diri, dan mereka lalu berkata: “apakah sesungguhnya kami Harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” (TQS. Ash-Shaffat [37]: 35-36)

Syirik bukan hanya mengatakan tuhan satu dari yang tiga.
Syirik bukan hanya menjadikan manusia setara dengan Allah dan mengkultuskan manusia.
Syrik bukan hanya menyembah batu atau mendatangi dukun.
Syirik adalah setiap perkara yang menjadikan sekutu, dan menjadikan Allah tidak satu-satunya.
Mereka menjadikan para pembesar dan para rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah (TQS. At-Taubah [9]: 31)

Orang arab jahiliyah melakukan kesyrikan itu dengan cara mengambil tuhan-tuhan lain selain Allah, menyembah selain Allah, dengan cara mengikuti kebiasaan yahudi dan Nasrani, yaitu menghalalkan apa yang dihalalkan oleh pembesar dan rahib mereka, serta mengharamkan apa yang diharamkan oleh pembesar dan rahib mereka.

Fakta yang sama dapat kita lihat di negeri kita sendiri, ketika kita menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan-Nya dalam permasalahan penentuan halal dan haram.

Negeri ini menggunakan sistem demokrasi yang nyata-nyata tidak pernah diperintahkan dalam islam. Dalam demokrasi, suara terbanyak adalah kebenaran, dan perintah Allah hanya dijadikan sebagai suatu pilihan bukan kewajiban sehingga semua aturan halal dan haram yang dihasilkan berasal pembesar dan ‘rahib-rahib’ di negeri kita, bukan dari Allah Azza Wa jalla.

Muslim yang mengucapkan syahadatain sangat bervariasi dalam menjalankan amalnya.

Ruh merupakan sebuah kesadaran manusia akan hubungannya dengan san penciptanya (Allah swt), yang selalu melihat dan mengawasinya.

Apabila setelah bersyahadat, ruh ini tidak terbentuk pada diri seorang muslim maka dipastikan kemaksiatan dan kemalasan untuk taat kepada Allah akan menjadi pilihan hidupnya.

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholata untuk mengingat Aku (TQS. Thahaa [20]: 14)

 Syahadat yang selanjutnya akan menghasilkan keimanan seseorang dibina dengan menggunakan akal.
Akal adalah pembeda satu-satunya antara manusia dan hewan, yang dengan akalnya itu maka manusia diperintahkan untuk beriman kepada Allah swt.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (TQS. Ali Imran [3]: 190)

Allah swt menjamin bahwa orang yang tidak menggunakan akalnya dengan baik untuk memikirkan tanda-tanda dari Allah adalah orang yang lalai dan berkesudahan di neraka Allah.

Al-A’raaf[7]: 179

Al Alaq [96]: 1-5

Dalam makna luas, iqra’ dengan asal kata qara’a mempunyai makna membaca, memikirkan, menghimpun informasi, menelaah, mendalami, meneliti, menyelidiki, mengumandangkan dan menyampaikan.

Al-alaq [96]: 3
Al-alaq [96]: 4-5

Sekuat apapun, sekaya apapun, sehebat apapun manusia, dia tetaplah terbatas.
Ketika kita mendapatkan masalah yang tidak bisa kita selesaikan maka kita merasa sangat lemah dan terbatas. Kelemahan manusia juga tampak jelas ketika kita menyaksikan manusia yang sangat besar dan kompleks bisa direpotkan oleh serangan virus dan bakteri yang ukurannya hanya milimikron.
Penting! Sekali-kali kita mengunjungi orang lanjut usia untuk melihat kelemahan, keterbatasan dan saling memerlukan sesama manusia. Apa yang bisa kita lihat pada diri mereka?

Apa yang bisa kita ambil adalah: ataukah kematian lebih dahulu menghampiri kita ataukah kita akan sama seperti mereka lanjut usia?

Yang jelas, keduanya sungguh menunjukkan bahwa manusia terbatas dan lemah.

Makna shadah dalam islam bisa kita artikan sebagai pengakuan, kesaksian, proklamasi, kesepakatan, akad, janji setia atau komitmen.

1 adalah Allah, kesombongan adalah pakaian-Nya.
0 adalah manusia, makhluk yang sangat terbatas, makhluk yang sangat hina dan tidak memiliki apapun selain yang dipinjamkan kepadanya.
Manusia merasa memiliki sesuatu padahal dia sama sekali tidak memilikinya.
Manusia sering kali merasa dia akan hidup selamanya padahal setiap detik, kematian akan semakin dekat kepadanya.
Manusia kadangkala merasa sombong padahal dia tidak memiliki apapun untuk disombongkan.
Manusia bisa merasa dirinya patut dimuliakan padahal dia adalah setetes mani yang dikeluar dari kemaluan.
Manusia boleh merasa bahwa dirinya dan hanya dirinya yang menyebabkan dia mencapai suatu hasil dan merasa hebat, padahal Allah mampu menariknya kapan saja Dia berkehendak.
Manusia bisa jadi merasa dirinya yang paling baik dan dia sama sekali tidak menyadari bahwa Allah yang menutupi seluruh aibnya.
Bila kita benar-benar berpikir tentang penciptaan manusia dan tentang manusia itu sendiri maka kita pasti menyadari bahwa manusia terbatas dan lemah.

Maryam [19]: 81-82

Kita harus benar-benar menyadari bahwa manusia lemah dan Allah sajalah yang maha segala-galanya. Manusia harus memurnikan ketaatannya kepada Allah swt.

Al-ikhlas[112]: 1-4
Tuhan hanyalah 1. Tiada tuhan selain Allah. Tiada sesembahan selain Allah.
Sesungguhnya seseorang yang memahami syahadat dengan sempurna akan menjadikan dia masuk golongan orang muslim.
Ketaatan seorang muslim akan menjadikannya semakin merasa lemah, merasa tidak memiliki apapun, merasa terbatas, merasa memerlukan dan memasrahkan hidupnya secara total kepada Allah swt.

Allah akan menjadi napas kehidupannya
Allah pun akan selalu menjadi tempatnya bergantung.
Allah akan menjadi darah kehidupan yang mengalir dalam tubuhnya.
Allah akan menjadi semua inspirasi aktivitasnya di dunia, dan menjadi tujuannya akhirat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar