“Akan tiba saat istimewa dalam
kehidupan setiap
orang, momen yang menjadi tujuan
ia terlahir.
Peluang istimewa itu, bila ia
raih, akan menggenapi
misinya –misi yang secara unik
hanya pantas
diemban oleh ia seorang. Pada
saat itu, ia akan
menemukan kejayaan. Itulah saat
terbaiknya.
(Winston Churchill)
Ingatlah bahwa
waktu luang adalah
salah satu
aset berharga yang
Anda miliki
Jangan habiskan
hanya
untuk melakukan hal yang sia-sia
(apalagi yang menjurus ke dosa)
Waktu yang telah berlalu tidak
akan Anda peroleh kembali.
Ia habis
sekali pakai. Perhatikanlah
wajah dalam cermin
kamar Anda.
Semakin tua dan semakin tua.
Tidak terasa bukan?. Apa Anda merasa
masih muda
hingga menganggap sepele
akan hal ini?
Bagaimana jika
esok Malaikat maut datang
menjenguk Anda?
Waktu adalah
pedang. Ia akan
menusuk dan mencincang
diri orangorang yang lalai
memanfaatkannya. Ada pula yang bilang bahwa waktu
adalah uang.
Hal ini agaknya
berorientasi pada keduniawian
Hidup terasa
begitu singkat. Life
is too damn
short
”Cinta kasih wanita pujaan yang
luput engkau peroleh
hari ini,
masih dapat engkau
harapkan perolehannya esok
hari, tetapi
waktu yang yang berlalu saat ini,
jangan harap ia akan kembali lagi”
“Ya Rabb, aku mohon kepada-Mu
kebaikan di hari ini dan kebaikan
sesudahnya. Aku berlindung
kepada-Mu dari kejahatan di hari ini dan
kejahatan sesudahnya. Ya Rabb,
aku berlindung kepadamu dari
kemalasan dan kejelekan di hari
tua. Ya Rabb-ku, aku berlindung
kepada-Mu dari siksaan di Neraka
dan siksaan di kubur.”
Katakan tentang
kerjanya yang rajin,
kebaikannya,
kejujurannya atau hal lain yang
menyangkut keluarganya. Asal jangan
berlebihan/lebay. Jangan
pernah menceritakan keburukan
rekan kerja
Anda kepada atasannya maupun
kepada rekan kerja lainnya
saat ini
Anda membicarakan keburukan
Si A
kepada Si
B dan Si
C, maka sudah
pasti Si B dan Si
C akan
mewaspadai Anda
dan memberikan label
pada Anda sebagai
orang
yang mudah menceritakan keburukan
orang lain
bahwa
jalan dan pilihan hidup setiap
orang berbeda-beda
Ada orang
yang harus berproses
tahap demi tahap
untuk kemudian
menjadi matang dalam segala hal
-termasuk dalam hal pekerjaan-. Ada
orang yang senang trial and
error, jatuh bangun dalam mencari nafkah
dengan resiko
keluarganya hidup pas-pasan
atau mlarat. Atau
ada
yang memang
memiliki panggilan hati
sebagai
pedagang/berwirausaha. Ada
pula pribadi yang
memang ”terlahir
dengan sendok
emas dimulutnya” sehingga
jalan menjadi pengusaha
demikian terbuka lebar.
Sebagai orang
bijak adalah tidak
etis bila langsung
membabi buta
menyalahkan pilihan
orang lain untuk
bekerja di perusahaan
atau
orang kantoran.
Sudah babi, eh
buta lagi.
Yang harus
digaris bawahi adalah apakah pekerjaan atau profesi yang Anda jalani
saat ini
mampu memberi
manfaat dan nilai
tersendiri bagi Anda?
Apakah pekerjaan
itu
”menghidupkan” jiwa
Anda?. Apakah pekerjaan
itu
menumbuhkembangkan bakat
dan potensi Anda?.
Apakah pekerjaan
itu merenggangkan
hubungan kasih sayang
dan perhatian pada
keluarga/rumah tangga
Anda? Dan yang
paling penting :
apakah
pekerjaan itu semakin mendekatkan diri Anda pada Tuhan atau
justru
sebaliknya, membuat Anda semakin
jauh?. Mari tanyakan hal-hal diatas
pada diri
kita dan jawablah
dengan jujur
rata mereka
memiliki kesopanan dan
adab pergaulan yang
baik.
Hubungan dengan
sesama rekan kerja
mampu mereka jaga
dengan
baik, namun hubungan dengan Allah
sama sekali cuek.
Bagaimana mungkin hidup akan
tenang atau pekerjaan akan membaik
kalau murka Allah sudah nampak
didepan mata?
“Kaum muslimin bersepakat bahwa
meninggalkan sholat lima waktu
dengan sengaja adalah dosa besar
yang paling besar dan dosanya
lebih besar dari dosa membunuh,
merampas harta orang lain, berzina,
mencuri dan minum minuman keras.
Orang yang meninggalkannya
akan mendapat hukuman dan
kemurkaan Allah serta
mendapatkan kehinaan di dunia dan
akhirat” (Ibnu Qayyim Al
Jauziyah, dalam Ash Sholah, hal.
7).
“Sungguh yang memisahkan antara
seorang laki-laki (baca : muslim)
dengan kesyirikan dan kekufuran
adalah meninggalkan sholat”
(HR. Muslim no. 82)
kesuksesan Anda
tidak bergantung pada orang-orang
yang Anda kenal, namun
dari orang-orang yang mengenal
Anda
Ada tiga
kunci utama yang
bisa memudahkan kita
meraih sukses dan
bahagia. Kunci pertama adalah
Bertakwa dan tawakkal
“Barangsiapa bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan Mengadakan
baginya jalan keluar, dan
memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. dan
Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.”
(QS. Ath Tholaq: 2-3).
Ibnu ‘Abbas
menafsirkan ayat “Allah
akan mengadakan baginya
jalan
keluar” yaitu
dengan takwa, Allah
akan menyelamatkannya dari
kesulitan di dunia dan akhirat. (Lihat Tafsir Al Qurthubi, 18: 159).
"Ya Allah, tidak ada
kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah dan
Engkau yang menjadikan kesedihan
(kesusahan) menjadi mudah jika
Engkau kehendaki" (HR. Ibnu
Hibban dan Ibnu Suni. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini
shahih. Lihat Ash Shahihah no.2886)
Itulah kunci sukses dan bahagia
yang diterangkan dalam agama kita.
Sukses dan bahagia itu dari
Allah, hanya Allah yang bisa membuat kita
sukses. Tugas kita adalah
memperbesar sebab-sebabnya, yakni
dengan takwa, tawakal dan usaha
yang baik.
paradigma (mindset) adalah salah
satu faktor penting yang
mempengaruhi kehidupan
Stephen Covey
pernah berseloroh :
“Jika
engkau hanya menginginkan
perubahan kecil dalam hidupmu, ubahlah
perilakumu. Jika
engkau menginginkan perubahan
dahsyat dalam
hidupmu, ubahlah
paradigmamu”
kalau ingin
mengubah atau mengelola
mindset kita
maka elemen
itulah yang lebih
dahulu harus dikelola/diubah. Elemen
yang dimaksud
adalah kumpulan dari
suatu keyakinan yang
dimiliki
seseorang
Kebanyakan orang adalah orang
kebanyakan
Kebanyakan orang adalah orang
kebanyakan
bagaimana supaya
bisa menjadi bagian
dari “kaum
maksimalis?”. Sebenarnya
kunci untuk menjadi
maksimalis sangat
sederhana :
nyaman dalam bekerja.
Ya, kita harus
memiliki orientasi
kerja yang
nyaman
Ini berarti
perasaan Anda harus
selaras dengan
pekerjaan Anda.
Anda harus bekerja
dengan senang, dengan
lapang,
dengan ikhlas,
tidak ada kegundahan,
tanpa keresahan hati,
keterpaksaan, berpura-pura,
menjadi “yes man
person”, ABS (Asal
Bapak Senang), dan sejenisnya.
Apapun hasil
konsultasi tersebut minimal
Anda sudah berusaha
memenuhi proses
self fullfillment diatas.
Memang dalam proses
tersebut tidak
selalu menghasilkan jawaban
atau akibat yang
memuaskan keinginan
Anda. Tapi proses
ini lebih baik
ketimbang
hanya mencari
rasa aman dan
kemudian Anda melakukan
hal-hal
kontraproduktif yang pada
akhirnya merugikan Anda sendiri.
Ingatlah, kita hanya hidup
sekali. Hiduplah dengan berani
Apakah Anda
merasa sebagai orang
penting?. Kalau jawabannya
”Tidak”, maka
mulai sekarang anggaplah
100% kalau Anda adalah
orang penting
Dari banyak
jawaban yang ada
kalau dikatakan salah
satu tujuan
utama bekerja
adalah untuk menggapai
ridho Allah sudah
pasti Anda
akan menganggukan
kepala. Ya, selama
cara berpikir kita
masih
normal tentunya
setuju dengan hal
ini. Ridho Allah.
Nah, sekarang
tanyakan sendiri
ke lubuk hati
Anda yang paling
dalam, apakah Anda
benar-benar ingin bekerja untuk
meraih ridho Allah. Mau bekerja untuk
Allah.
Kalau jawabannya ”Mau” itu bagus.
Salut untuk Anda.
Tidak berhenti
sampai situ, sekarang
saya tagih. Wah,
nagih apaan
nih? Nagih konsekuensi atas
jawaban bahwa bekerja itu untuk mencari
ridho Allah.
Konsekuensinya banyak, lumayan
berat, tapi
menyenangkan. Salah
satunya apa?. Pertama,
Anda jangan banyak
mengeluh, meski
kerjaan berat atau
banyak masalah yang
muncul.
Karena bila bekerja untuk Allah
maka kalau ada masalah so pasti yang
bakal nolong adalah Allah, bukan
cuman atasan Anda
Enam poin yang sederhana dibawah
ini akan menjabarkannya :
1. Jangan Percaya Jodoh : Temukan
2. Omong Kosong Tidak Diperlukan : Didik dengan
Keteladanan
3. Nilai lalu berikan Ganjaran
4. Gunakan Diri Anda sebagai Magnet
5. Obyektif : Berikan kompensasi yang Layak
6. Sederhanakan diri Anda
7. Sokong untuk berani mencoba, bukan untuk
berhasil
Untuk menemukan
bibit Jongoszers pertama-tama
Anda harus
yakin bahwa
setiap orang mempunyai
potensi untuk menjadikan
hal biasa
menjadi luarbiasa. Mencari
Jongoszers yang potensial
berarti mencari
orang yang sudah
memiliki kecenderungan dan
sifat umum
tentang apa yang
Anda yakini diatas.
Berbekal
keyakinan tersebut
maka mulailah memasang
mata dan
memberikan perhatian
pada orang-orang yang
melakukan
pekerjaannya dengan
semangat. Namun berhati-hatilah. Karena
selalu ada
saja orang yang
berusaha menarik perhatian
atau
sengaja pamer “kehebatan”
dihadapan Anda.
Perilaku ramah
terhadap konsumen, presentasi
yang kreatif,
pekerjaan yang
tidak terbengkalai, agenda
kerja yang terjadwal,
memiliki hubungan
yang baik dengan
sesama rekan kerja,
tugas
yang diselesaikan
secara luarbiasa, senyum
yang tulus, selera
humor yang
tepat, interaksi elegan
dengan klien, manajemen
stress yang
baik, saran-sarannya yang
cerdas atau keinginannya
untuk berkembang dan berinovasi adalah beberapa pertanda atau
sinyalemen bahwa
Anda tengah berhadapan
dengan seorang
Jongoszers yang
terpendam. Hanya saja
tetaplah waspada pada
mereka yang
bermental penjilat, “yes
man person”, tidak
berintegritas dan
seringkali mencuri-curi kesempatan
agar
mendapatkan pujian
Untuk menemukan
bibit Jongoszers pertama-tama
Anda harus
yakin bahwa
setiap orang mempunyai
potensi untuk menjadikan
hal biasa
menjadi luarbiasa. Mencari
Jongoszers yang potensial
berarti mencari
orang yang sudah
memiliki kecenderungan dan
sifat umum
tentang apa yang
Anda yakini diatas.
Berbekal
keyakinan tersebut
maka mulailah memasang
mata dan
memberikan perhatian
pada orang-orang yang
melakukan
pekerjaannya dengan
semangat. Namun berhati-hatilah. Karena
selalu ada
saja orang yang
berusaha menarik perhatian
atau
sengaja pamer “kehebatan”
dihadapan Anda.
“Kita tidak akan mendapatkan
perilaku yang kita harap, pinta,
atau tuntut. Kita mendapatkan
perilaku yang kita beri
ganjaran.” (Dr. Michael LeBoeuf)
Salah satu
upaya untuk mendapatkan
atau membangkitkan seorang
Jongoszer di
perusahaan/organisasi Anda adalah dengan memberikan
ganjaran. Ganjaran
yang dimaksud tidak
harus selalu berupa
materi
atau bonus
rupiah –bahkan saya tidak menganjurkan
Anda
memberikan materi
atau uang sebagai
ganjaran. Lebih baik
Anda
memberikan kail
ketimbang ikannya- melainkan
ganjaran yang tepat.
Ya ganjaran
yang tepat. Intinya
Anda harus mencoba
melakukan
penilaian atas
perilaku yang tepat
kemudian memberikan ganjaran
yang tepat pula
Sebagai seorang
pimpinan Anda bisa
menerapkan rumus ”6 Jangan” untuk
menyederhanakan diri :
1. Jangan
mengintimidasi Jongoszers dengan
kecerdasan
Anda
Pada umumnya
seorang atasan/pimpinan ingin
selalu terlihat
berwibawa, smart
dan intelek dihadapan bawahan atau tim kerja
mereka di
perusahaan/organisasi.
Ya sebagai
atasan memang
Anda harus
memiliki wibawa dan
kecerdasan, hanya saja
terkadang keinginan tersebut pada
kenyataannya justru membuat
Anda menjadi
pendengar yang buruk
dan menutup adanya
perkembangan ide
atau saran cerdas
yang dilontarkan oleh
para
Jongoszers
Setiap terdapat
permasalahan Anda ingin
terkesan sudah siap
dengan solusi
tepat nan cerdas
yang ujung-ujungnya menjadi
harga mati untuk dilaksanakan
oleh para bawahan Anda. Kenapa
Anda tidak
berusaha memancing dan
memungkinkan mereka
untuk belajar
dan berpikir cerdas
seperti Anda? Dengan
mendengarkan secara
aktif dan memberikan
waktu serta
kesempatan pada
Jongoszers untuk menyelesaikan
masalah
berarti menunjukkan
kehebatan Anda dalam
mengelola arogansi
untuk menjadi yang paling benar
dan paling pintar.
2. Jangan Memperumit Masalah
dengan Pemikiran Anda
Yang Kompleks
Pimpinan yang
hanya mengandalkan intelektualitas dalam
menyelesaikan permasalahan
yang muncul sangatlah
mungkin
untuk berpikiran
kompleks dan lebay
dalam menganalisis
peluang-peluang. Sebab
ia percaya bahwa
masalah apapun
adalah merupakan serangkaian
tantangan intelektualitas.
Akibatnya ia
lebih memilih untuk
menuntut setiap Jongoszers
dengan statistik,
gagasan dan alternatif
ketimbang menandai
pilihan-pilihan yang
ada secara jelas
atau menyediakan cukup
data untuk
mengambil keputusan. Sehingga
ketika para
Jongoszers membicarakan
gagasan yang lebih
sederhana (dan
lebih efektif)
pemimpin yang berpikiran
kompleks tersebut tidak
akan meninjau
kembali pendekatannya yang
salah dan memilih
tunduk pada kompleksitas.
6. Jangan Mendominasi Percakapan
Pasti Anda
pernah menemui atasan
atau para pimpinan
yang
begitu senang
dengan suara mereka
sendiri. Mereka menasehati
dan mengajar. Mereka
mempertanyakan sesuatu untuk kemudian
menjawab sendiri
pertanyaan tersebut dengan
menggebu-gebu.
Mereka senang
menunjukkan pemahaman dan
pengetahuan
luasnya. Mereka
kurang berani membiarkan
orang lain untuk
menyuarakan opininya
(mereka takut terbukti
salah). Mereka
kekurangan hati
untuk merasakan empati
dan menyadari betapa
berharganya sudut
pandang lain. Para
pemimpin itu mungkin
sangat fasih
berbicara dan bersikap
meyakinkan. Pimpinan yang
mendominasi memberikan
ilusi mengontrol dan
mengetahui.
Namun, ilusi
ini sering kali
membuat perusahaan merugi
akibat
keputusan yang dibuat berdasarkan
informasi yang tidak lengkap
atau perspektif sempit
individual.
6. Jangan Mengubah Arah Tanpa
Penjelasan
Seorang pimpinan
seringkali dihadapkan pada
kondisi dimana
pengambilan keputusan
harus berlangsung cepat
dan cerdas.
Pemimpin yang khilaf biasanya
beroperasi dengan mengandalkan
kepalanya sendiri dan
ketika ia mengubah
strategi terkadang
Jongoszers disekelilingnya tidak
menyadari perubahan tersebut.
Ia tidak
sadar bahwa orang
lain kebingungan. Ia
tidak
mengetahui kalau
ia berjalan menuju
ke timur, sedangkan
Jongoszers menuju ke barat.
Seorang pemimpin
yang bekerja dengan
hati mampu membaca
orang dengan
baik dan merasakan
kapan langkahnya salah.
Dalam bab
ini kita akan
menyaksikan beberapa kisah
hidup dan nilainilai
kebaikan yang dicontohkan
oleh para jongos
disekitar kita. Nilainilai
seperti kejujuran, semangat
pantang menyerah, simpati,
integritas, optimisme,
ketenangan hati, tanggungjawab, keikhlasan,
dsb merupakan
bekal penting bagi
kita untuk menjadi
seorang
Jongoszers.
SANG PEMUNGKIN
Namun
dalam hidup kadangkala ada janji
yang ditakdirkan untuk meleset atau
tidak terpenuhi. Tidak semua
cerita harus berakhir sesuai rencana
YANG TANPA PAMRIH
YANG BAIK HATI
Lakukan apa
yang selalu Anda
lakukan, tapi lakukan
lebih baik
daripada apa
yang sudah Anda
lakukan selama ini.
Dan jangan
menginginkan pujian, imbalan atau
berharap seseorang akan melihat
Yakinlah bahwa
seseorang pasti akan
menilai dan melihatnya
tanpa
harus Anda
yang meminta
”Semua pekerjaan
(halal) itu
terhormat. Selalu kerahkan
upaya terbaik
Anda karena seseorang pasti
mengamati.”
Keindahan
improvisasi adalah pembuktian
bahwa kita dapat memanfaatkan segala
situasi atau
kondisi menjadi menyenangkan.
Menjadi lucu, menarik
atau memiliki
nilai tambah, dsb.
Seperti halnya dalam
kehidupan ini,
apa yang
disebut sebagai ’situasi
dan kondisi’ tidaklah
menentukan
hasil. Pemain kehidupanlah yang
menentukan hasil.
Anda akan
menjadi teladan positif
bukan karena situasi
Anda,
melainkan karena
sikap Anda yang
luarbiasa dalam mengatasi
situasi
tersebut. Yang
membuat tindakan apapun
menjadi luarbiasa adalah
melakukannya dengan
hati. Yang menyebabkan
kehidupan apapun
menjadi luarbiasa adalah
menjalaninya dengan cinta.
”Anda akan menjadi teladan
positif bukan
karena situasi Anda, melainkan
karena
sikap Anda yang luarbiasa dalam
mengatasi situasi tersebut.”
Semua orang
ingin hidup bahagia,
ingin hidup penuh
manfaat, tapi
tak semua orang
layak mendapatkannya
Jalan
kebahagiaan dan kemanfaatan hidup
itu berliku-liku, terjal, penuh onak
duri, penuh
godaan, berkelok-kelok, memutar
dan sering membuat
putus asa.
Tapi jalan itu
ada. Jalan itu
terbuka untuk semua
orang, termasuk Anda
”Kegilaan adalah
melakukan
tindakan yang sama berulang-ulang
dan mengharapkan hasil
yang berbeda”
Gila yang
saya maksud adalah
ketika kita sangat
menginginkan
perubahan besar
terjadi dalam hidup
atau pekerjaan tapi
kita
melakukan tindakan/perbuatan
dengan standar yang sama setiap hari.
Standar biasa
yang sudah terbukti
bertahun-tahun tidak berhasil
mengubah kondisi Anda menjadi
lebih baik.
Tidak mungkin
kita memiliki prestasi
kerja atau kehidupan
yang berbeda
(baca : luarbiasa)
sementara pemikiran,
tindakan, keputusan
dan kebiasaan yang
kita tunjukkan tiap
harinya adalah pemikiran,
tindakan, keputusan dan kebiasaan
yang biasa-biasa saja.
Kalau Anda
tidak bisa meraih
kebahagiaan atau menjadi
pribadi yang
bermanfaat di
tempat kerja saat
ini lantas apa
gunanya Anda masih
disitu?.
menjadi bahagia dan
bermanfaat atau
melakukan
terobosan-terobosan dan tindakan
berbeda yang bisa membuat Anda
bahagia
Sebelum mengakhirinya saya ingin
bertanya pada Anda : Apakah Anda
mau menjadi
orang jahat? Anda
yang memiliki nurani
pasti akan
menjawab ”Tidak
mau”. Mengapa Anda tidak
mau? Sebab sudah
fitrahnya manusia
untuk mencintai kebaikan.
Anda sudah tahu
bahwa
ada jalan lain yang agung, yaitu
menjadi orang baik.
Menjadi jahat
atau baik itu
bukanlah pilihan hidup.
Tidak ada dua
pilihan. Dalam hidup ini
pilihannya cuma satu : menjadi orang baik. Ini
merupakan fitrah
dari Tuhan
Sama halnya
dengan menjadi bahagia
atau tidak,
dan menjadi bermanfaat
atau tidak. Menjadi
bahagia dan
bermanfaat bukanlah
pilihan untuk bisa
dipertimbangkan, sebab ia
merupakan fitrah dan anugerah
Tuhan untuk kita
Sepanjang masih
waras tentu Anda
akan berusaha
agar senantiasa mampu
untuk bahagia dan
hidup
bermanfaat. Maka
dari itu jadilah
pemain kehidupan yang
waras,
bukan pemain
yang ”gila”. IngatIah
selalu, pekerja tangguh
yang
bahagia dan penuh manfaat itu
adalah Anda
“Orang selalu menyalahkan
keadaan.
Aku tak percaya akan keadaan.
Orang
yang berhasil didunia adalah
orang
yang bangkit dan mencari keadaan
yang mereka inginkan, dan kalau
mereka tak menemukannya mereka
akan menciptakannya”
(George Bernard Shaw)
Muhsin Budiono
081 8500 893
muhsinbudiono.wordpress.co
@Muhsin_Budiono
muhsinbudiono@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar