Classh dan rulla
·
Banyak orang hidup didunia
ini bagai boneka bergelimpangan. Mereka dikendalikan oleh zaman. Zaman yang
tampaknya tenang, namun sebenarnya menyebarkan racun mematikan.
·
Perkataan tetaplah
perkataan. Tidak ada gunanya jika tidak memahami kemudian mengamalkannya.
·
Kemampuan untuk meksakan
diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang kita ketahui seharusnya kita lakukan,
entah kita menyukainya atau tidak. Itulah yang disebut disiplin.
·
Jangan terlena dengan
nuansa santai. Dia akan melahap waktumu tampa kamu sadari. Diam, namun
mencekam. Tenang tapi menghanyutkan.
·
Tidak ada alasan atas
keterlambatan! Mencari-cari alasan atas keterlambatan, sama saja dengan
mengkoplekskan ketelodoran. Semakin sering membuat alasan, berarti memupuk
subur keterlambatan bin kekurang disiplinan dalam diri.
·
Halqah itu, tempat dimana
kita bisa mengkaji lebih dalam lagi masalah umat yang kita hadapi. Pembeharuan
ulang kapsitas kita. Mengkroscek pemahaman yang kita dapat. Menciptakan sebuah
kerangka pemahaman yang kelak akan disesuaikan dan diaplikasikan dalam
kehidupan.
·
Halaqah bukan tuntutan
suatu haraqah pada anda. Melainkan ini sebuah tutuntuan dari sebuah mabda.
·
Pentingnya strategi dakwah
adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan pentingnya suatu tujaun adalah untuk
mendapatkan hasil yang di inginkan.
·
Orang yang berilmu, seperti
padi yang berisi. Meremehkan dan menongok keatas dengan bangga, berarti dia
sebenarnya tidak berisi apapun. Tong kosong nyaring bunyinya.
·
Hal yang sering dilakukan
hanya menilai dari “kulit”nya saja. Kalau seperti itu, kapan buah durian bisa
dimakan? Jangan gegabah meremehkan orang, karena kita belum tentu tahu pasti
bagaimana kondisi luar-dalamnya orang tersebut.
·
Tanyakanlah pada setiap
pendaki gunung, apa yang paling merepotkan mereka saat mendaki tebing curam?
Bukan teriknya matahari. Bukan beratnya perbekalan. Tetapi kerikil-kerikil
kecil yang masuk ke sepatu.
·
Orang yang diremehkan,
mungkin kelak akan menjadi batu kerikil kecil yang masuk kedalam roda yang
sedang kalian putar. Dan akhirnya, roda itu berhenti atau bahkan tidak mampu
lagi berputar.
·
Berdalih dengan alasan
futur? Keimanan yang pasang surut? Lalu untuk apa pengetahuan yang bertumpuk
dalam kepalamu? Pengetahuan dari orang-orang berilmu yang dengan keikhlasannya
diberikankan padamu.
·
Keimanan memang pasang
surut. Tapi, dengan mengerti akan kesadaran hubungannya dengan Allah. Hal itu
tidak akan berlarut-larut.
·
Barangsiapa yang tidak
menyibukkan diri dalam hal kebaikan, niscaya ia akan disibukkan dalam
keburukkan.
·
Penundaan sangat mungkin karena
ketidaktahuan tentang apa yang harus dilakukan.
·
Ada yang berdalih, untuk
menambah pengetahuan, informasi dan keterampilan. Tapi, apa karena untuk
mendapatkan semua pengetahuan, informasi, dan keterampilan menghabiskan semua
waktu hanya untuk menonton film.
·
“Diantara baiknya islam
seseorang adalah meninggalkan apapun yang tidak berguna baginya” (HR.tirmidzi).
·
“kalau aku tidur siang hari
berarti aku menyia-nyiakan hak rakyat atas diriku. Kalau aku tidur malam hari
berarti aku menyia-nyiakan hakku untuk beribadah kepada rabbku” Umar Bin
Khattab.
·
Rasa syukur adalah sesuatu
yang sudah seharusnya dimiliki oleh para manusia yang berakal. Semua yang
terjadi adalah bagian dari perjalanan hidup.
·
Masuk dalam dakwah, berarti
dakwah telah menjadi prioritas utama. Jika tidak mau, silahkan keluar. Kami
tidak membutuhkan orang-orang seperti kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar