Jalan menuju iman
Bangkitnya manusia
tergantung dari pemikirannya terhadap alam semesta, manusia dan hidup. Dengan
bukti yang pasti dan nyata. Maka timbul pertanyaan mendasar pada diri manusia:
dari mana ia berasal ? untuk apa ia hidup ? mau kemana setelah kehidupan ini?
Bagaimana hubungan ketiganya?
Menjawab
pertanyaan tersebut yang pertama yang harus kita miliki adalah standar
penilaian yaitu sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal, dan menentramkan
hati.
Akidah islam
menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia, dan hidup terdapat pencipta
(Al-Khaliq). Artinya kita semua ini adalah ciptaan yang namanya ciptaan pasti
terbatas, yakni dibatasi oleh ruang dan waktu. Yang membuat batasan-batasan itu
adalah Allah SWT. Maka sang khaliq itu tidak boleh terbatas jika terbatas maka
ia adalah makhluk. Karena sifat pencipta itu tidak terikan dengan yang bernama
waktu. Azali dialah Allah SWT.
Kita tidak akan
bisa menjangkau apa yang diluar ruang dan waktu ini, maka kita butuh informasi
dari sang pencipta dan secara otomasi membutuhkan perantara untuk sampai kepada
manusia yakni rasul.
Informasi seperti
apa ? yakni berupa Al-qur’an sebagai petunjuk dalam menjalani hidup jika tidak
ada petunjuk maka secara cepat manusia itu akan punah kerana itu butuh aturan
untuk menjalani kehidupan. Berupa syariat islam dan sebegai penghubung antara
kehidupan sebelum dunia ini dan sesudah kehidupan dunia ini.
Aturan itu jika
dijalankan oleh manusia akan mendapat balasan di akhirat berupa surga dan jika melenceng dari syariat maka
tempat kembalinya adalah neraka.
Islam adalah
sebagai landasan berdirinya mabda dan hadarah islam untuk dijalan di dunia.
Jika menginginkan kemulian didunia dan diakhirat maka wajib mengambil syariat
islam secara keseluruhan.
‘“maka demi rabbmu, mereka itu (pada hakekatnya) tidak beriman
sebelum mereka menjadikan kamu (muhammad) sebagai hakim terhadap perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa di hati mereka suatu
keberatan terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima (pasrah)
dengan sepenuhnya”(4:65)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar